JAKARTA – Sebanyak 70% karyawan di Indonesia telah menyiapkan langkah antisipasi menghadapi potensi pemutusan hubungan kerja (PHK), akibat ketidakpastian ekonomi global dan dinamika pasar tenaga kerja, menurut survei terbaru dari Jobstreet by SEEK.
Survei ini mengungkapkan bahwa kondisi tersebut mendorong pekerja untuk lebih proaktif dalam mengamankan masa depan finansial mereka.
Survei yang dirilis pada Sabtu (24/8/2025) ini mengungkapkan bahwa tujuh dari sepuluh karyawan di Tanah Air kini memiliki strategi cadangan untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
“Karyawan semakin sadar akan ketidakpastian di dunia kerja saat ini. Banyak dari mereka mulai mencari peluang baru atau meningkatkan keterampilan untuk tetap relevan,” ujar Chook Yuh Yng, Country Manager Jobstreet by SEEK Indonesia.
Langkah antisipasi yang diambil beragam, mulai dari memperbarui CV, mencari peluang kerja sampingan, hingga mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keahlian.
Survei juga mencatat 45% karyawan aktif memperluas jaringan profesional mereka, sementara 30% mulai menabung lebih banyak untuk cadangan darurat.
Tantangan Ekonomi dan Persaingan Ketat
Kondisi ekonomi global yang tidak menentu, ditambah dengan persaingan ketat di pasar kerja, menjadi pemicu utama kekhawatiran karyawan. Laporan Jobstreet by SEEK menunjukkan bahwa sektor teknologi dan manufaktur menjadi yang paling rentan terhadap PHK dalam setahun terakhir.
“Sektor-sektor ini menghadapi tekanan besar akibat perubahan teknologi dan efisiensi operasional,” tambah Chook Yuh Yng.
Namun, survei juga membawa angin segar. Sebanyak 60% karyawan yang disurvei optimistis bahwa keterampilan baru yang mereka pelajari dapat membuka peluang kerja di industri lain. Banyak yang beralih ke bidang seperti ekonomi digital, energi hijau, dan layanan kesehatan, yang dinilai memiliki prospek lebih stabil.
Langkah Perusahaan dan Harapan Pekerja
Di sisi lain, perusahaan juga mulai menyesuaikan strategi untuk mempertahankan talenta. Sekitar 40% perusahaan yang disurvei berencana menawarkan pelatihan internal guna meningkatkan daya saing karyawan.
“Perusahaan yang berinvestasi pada pengembangan karyawan cenderung memiliki tingkat retensi yang lebih tinggi,” kata Chook Yuh Yng.
Bagi pekerja, kesiapan menghadapi PHK tidak hanya soal finansial, tetapi juga mental. Banyak karyawan yang kini lebih aktif mencari informasi tentang hak-hak mereka, seperti pesangon dan jaminan sosial, untuk memastikan perlindungan jika terjadi PHK.
Survei ini dilakukan terhadap 5.000 karyawan dan 500 perusahaan di Indonesia pada Juli-Agustus 2025. Hasilnya menjadi pengingat bahwa ketidakpastian ekonomi mendorong pekerja untuk lebih adaptif dan perusahaan untuk lebih strategis dalam mengelola sumber daya manusia.