JAKARTA – Sebanyak sembilan prajurit TNI Angkatan Laut menerima kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) setelah berhasil menggagalkan penyelundupan narkotika seberat lebih dari dua ton, yang disebut sebagai kasus terbesar dalam sejarah Indonesia.
Penghargaan ini diberikan langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, didampingi oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, dalam sebuah upacara resmi yang digelar di atas KRI Bung Karno-369.
“Ini merupakan bentuk apresiasi dan reward kepada mereka,” ujar Panglima TNI di hadapan para prajurit.
2 Ton Narkoba Diamankan, 16 Juta Jiwa Diselamatkan
Aksi heroik para prajurit tersebut berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba sebanyak 2.061.293 gram atau setara lebih dari 2 ton narkotika yang dibawa menggunakan kapal ikan asing. Nilai ekonomi dari barang haram ini mencapai fantastis: Rp7,5 triliun.
Jika dinilai dari dampaknya terhadap masyarakat, prajurit TNI AL telah menyelamatkan sekitar 16.731.615 jiwa generasi bangsa dari ancaman kerusakan akibat narkoba. Keberhasilan ini bukan hanya pencapaian militer, tapi juga prestasi besar dalam menjaga masa depan Indonesia.
Tak Hanya Pangkat, Ada Prioritas Pendidikan dan Misi Perdamaian
Dari 16 prajurit berprestasi, selain menerima kenaikan pangkat luar biasa, mereka juga mendapat prioritas pendidikan karier dan kesempatan penugasan dalam misi perdamaian PBB sebagai pasukan perdamaian dunia.
Penghargaan ini merupakan simbol komitmen TNI dalam membangun personel yang tidak hanya unggul secara fisik dan mental, tetapi juga mampu mewakili Indonesia di panggung internasional.
Komitmen TNI AL Perangi Narkoba di Perairan Nusantara
Penangkapan besar ini sekaligus menjadi bukti keseriusan TNI AL dalam memperketat pengawasan perairan nasional, khususnya di jalur-jalur rawan penyelundupan narkoba yang kerap dimanfaatkan oleh sindikat internasional.
Hal ini merupakan bagian dari perintah langsung Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali, yang sejalan dengan implementasi Asta Cita Presiden RI dalam memerangi peredaran narkotika.
Kegiatan penganugerahan juga dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi militer, termasuk Pangkoarmada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata dan Pangkoopsudnas Marsekal Madya TNI Tedi Rizalihadi, sebagai bentuk dukungan penuh terhadap para prajurit yang telah mengukir sejarah ini.