JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto secara resmi melepas ekspor jagung perdana ke Malaysia dari Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Kamis (5/6/2025), menandai langkah strategis Indonesia dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dan memperluas pasar ekspor produk pertanian.
Langkah Strategis Menuju Swasembada Pangan
Pada pagi hari, Presiden Prabowo bertolak dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 07.45 WIB menuju Kalimantan Barat. Pesawat yang membawa Presiden dan rombongan terbatas disambut oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Pangdam Jaya Mayjen TNI Rafael Granada Baay, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto, Kaskoopsud I Marsma TNI Prasetiya Halim, dan Danlanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Erwin Sugiandi.
Setibanya di Pangkalan TNI AU Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Presiden langsung melanjutkan perjalanan ke Bengkayang menggunakan helikopter untuk menghadiri acara panen raya jagung dan pelepasan ekspor perdana.
Ekspor Jagung Pedana ke Malaysia, Bukti Nyata Keberhasilan Petani Indonesia
Acara di Bengkayang menjadi sorotan utama, di mana Presiden Prabowo melepas pengiriman 1.200 ton jagung ke Sarawak, Malaysia, dengan harga Rp5.900 per kilogram.
“Kerja sama ekspor yang telah disepakati adalah pemenuhan 20 ribu ton jagung secara bertahap dan hari ini akan dilepas ekspor perdana sebanyak 1.200 ton seharga Rp5.900/Kg,” ujar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam sambutannya.
Keberhasilan ini tidak lepas dari kolaborasi antara Polri, TNI, masyarakat, dan petani setempat. Dari lahan seluas 218,35 hektare, produktivitas jagung meningkat drastis dari 2 ton menjadi 9,3 ton per hektare, berkat penggunaan bibit unggul Hibrida P27 dan pupuk presisi MIGO Bhayangkara hasil riset Polda Kalbar. Langkah ini juga meningkatkan pendapatan petani hingga Rp4 juta per bulan, jauh di atas sebelumnya yang hanya Rp500 ribu.
Panen Raya dan Infrastruktur Pendukung, Fondasi Ketahanan Pangan
Selain pelepasan ekspor, kunjungan Presiden ke Kalimantan Barat juga mencakup panen raya jagung kuartal II dan peletakan batu pertama pembangunan 18 gudang penyimpanan jagung di 12 provinsi. Inisiatif ini sejalan dengan rencana ambisius pemerintah untuk membangun 25.000 gudang improvisasi guna menampung hasil panen beras dan jagung yang melimpah.
“Bertahun-tahun kita selalu impor beras, kita selalu impor jagung. Alhamdulillah, tahun ini produksi kita beras dan jagung melimpah,” ujar Prabowo dalam pidatonya di Bogor, Jumat (2/5/2025).
Dampak Ekonomi dan Diplomasi Regional
Ekspor jagung ke Malaysia menjadi langkah strategis untuk memperkuat hubungan bilateral dengan negara tetangga sekaligus mendongkrak devisa negara. Sebelumnya, pada April 2025, Presiden Prabowo telah bertemu Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, untuk membahas kerja sama bilateral, termasuk di sektor pertanian.
Dengan ekspor ini, Indonesia menunjukkan kemampuan untuk beralih dari negara pengimpor menjadi pengekspor komoditas pangan, memperkuat posisi di pasar ASEAN.
Komitmen Pemerintah untuk Petani dan Ketahanan Pangan
Kunjungan ini juga menegaskan fokus pemerintah pada pemberdayaan petani melalui penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) serta edukasi modernisasi pertanian. Kapolri Listyo Sigit Prabowo menegaskan komitmen Polri dalam mendukung program ketahanan pangan, dengan 445.600 hektare lahan siap tanam dan 922.700 hektare lahan perhutanan sosial yang sedang diverifikasi.
“Polri melalui Polres Bengkayang berkolaborasi dengan Lanud Harry Hadisoemantri, stakeholder terkait, dan masyarakat untuk melakukan pengelolaan lahan tersebut,” ujar Sigit.
Indonesia Menuju Kemandirian Pangan
Langkah pelepasan ekspor jagung perdana ini bukan sekadar pencapaian ekonomi, tetapi juga simbol kemerdekaan pangan Indonesia. Seperti disampaikan dalam sebuah unggahan di platform X, “Ini bukan tentang Prabowo tetapi tentang Kemerdekaan Pangan Indonesia. Terima kasih petani.”
Dengan produktivitas yang terus meningkat dan dukungan infrastruktur seperti gudang penyimpanan, Indonesia optimistis mencapai swasembada pangan dan menjadi eksportir utama di kawasan.