JAKARTA – Musim kompetisi Serie A Italia 2024/2025 telah resmi berakhir, namun AS Roma harus menerima kenyataan pahit meskipun berhasil menutup musim dengan kemenangan 2-0 atas Torino.
Hasil tersebut tidak cukup membawa mereka ke zona Liga Champions, karena di saat yang sama, Juventus meraih kemenangan dramatis atas Venezia dan mengamankan posisi empat besar klasemen akhir.
Gol penalti Leandro Paredes pada menit ke-18 dan sontekan Alexis Saelemaekers di menit ke-53 menjadi penentu kemenangan Roma di laga pamungkas yang digelar Senin (26/5) dini hari WIB.
Meski sempat menambah gol lewat Bryan Cristante di menit ke-84, wasit menganulirnya karena posisi offside.
Dengan tambahan tiga poin ini, Il Lupo menutup musim dengan 69 poin — tertinggal tipis dari Juventus yang finis di posisi keempat.
Kekalahan Roma dalam persaingan ke Liga Champions tak lepas dari start buruk mereka di awal musim.
Skuad asuhan Claudio Ranieri sempat kesulitan menjaga konsistensi hingga pertengahan kompetisi, sebelum akhirnya menunjukkan kebangkitan luar biasa di paruh kedua musim.
Namun, respons positif itu datang terlambat. Roma harus puas berlaga di Liga Europa 2025/2026, bersama Bologna sebagai juara Coppa Italia.
Awal Musim yang Gagal Menyala
AS Roma menjalani paruh pertama musim dengan performa yang jauh dari ekspektasi.
Dalam 16 pertandingan awal, mereka hanya mampu mencatat empat kemenangan, delapan kekalahan, dan empat hasil imbang.
Ketidakseimbangan antara lini belakang yang mudah dibobol dan serangan yang tumpul membuat mereka tercecer di papan tengah.
Ketika tim-tim seperti Atalanta dan Napoli konsisten meraih poin, Roma justru kehilangan banyak peluang emas, bahkan saat menghadapi tim-tim yang secara kualitas berada di bawah mereka.
Kebangkitan Sejak Tahun Baru
Memasuki Januari 2025, perubahan signifikan mulai terlihat di bawah kendali Ranieri. Formasi lebih fleksibel dan peningkatan intensitas pressing membuat Roma bangkit.
Mereka berhasil memenangkan 16 pertandingan, hanya kalah empat kali, dan dua kali imbang hingga akhir musim.
Transformasi tersebut menjadi salah satu catatan kebangkitan terbaik musim ini.
Sayangnya, beban poin yang tertinggal di paruh pertama membuat mereka hanya bisa mengejar hingga posisi lima.
Secara statistik, Roma mencetak 56 gol dan hanya kebobolan 21 gol sepanjang musim — mencerminkan solidnya pertahanan setelah pertengahan musim.
Artem Dovbyk menjadi top skor tim dengan 12 gol, disusul Alexis Saelemaekers (7 gol) dan Paulo Dybala (6 gol).
Lini tengah juga semakin kreatif setelah Matias Soule tampil konsisten sebagai playmaker.
Posisi Klasemen dan Peta Kompetisi Eropa
AS Roma akhirnya finis di peringkat kelima dengan 69 poin, terpaut dua angka dari Juventus yang mengamankan tiket terakhir Liga Champions.
Roma akan bermain di Liga Europa musim depan, bersama Bologna.
Sementara itu, Inter Milan, Napoli, Atalanta, dan Juventus menjadi wakil Serie A di Liga Champions musim 2025/2026.
Bagi AS Roma, musim ini menjadi pelajaran penting tentang arti konsistensi.
Performa luar biasa di paruh kedua menunjukkan bahwa mereka layak bersaing di level tertinggi.
Namun untuk bisa kembali ke Liga Champions musim berikutnya, mereka harus memperkuat skuad sejak awal musim dan menjaga kestabilan performa sepanjang tahun.
Dengan rumor transfer yang mulai ramai, fans berharap manajemen mendatangkan amunisi baru di lini pertahanan dan seorang gelandang kreatif untuk mendampingi Dybala.***




