BRASIL – Dalam momentum penting Forum Urbanisasi BRICS ke-4 yang digelar di Istana Itamaraty, Brasil, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tampil mewakili Indonesia dengan menyuarakan urgensi global: membangun kota-kota masa depan yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.
Hal tersebut diungkapkan AHY saat memberikan opening remarks pada Forum Urbanisasi BRICS ke-4 yang diselenggarakan di Istana Itamaraty, Kementerian Luar Negeri Brazil, pada Senin, (23/06/2025) waktu setempat.
Forum ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan BRICS di bawah kepemimpinan Brasil, yang akan mencapai puncaknya pada KTT BRICS 6–7 Juli 2025.
Kehadiran Menko AHY di tengah para menteri dan perwakilan negara anggota serta mitra BRICS menjadi simbol peran aktif Indonesia dalam tata kelola urbanisasi global.
Dalam pidato pembukaannya, AHY menyoroti bahwa dunia sedang menghadapi tantangan ganda—ledakan urbanisasi dan ancaman perubahan iklim—yang memerlukan kerja sama lintas negara secara nyata dan strategis.
“Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia hadir membawa harapan dan tanggung jawab dalam membentuk masa depan yang lebih adil, tangguh, dan berkelanjutan,” kata Menko AHY di hadapan para peserta forum.
Lebih lanjut, AHY membeberkan bahwa Indonesia kini berada pada titik kritis urbanisasi. Lebih dari 50 persen warga Indonesia sudah tinggal di kawasan perkotaan, dan tren ini diperkirakan meningkat drastis menjadi 70 persen pada 2045. Menurutnya, data tersebut harus dijawab dengan solusi konkret.
“Kita harus memastikan pertumbuhan kota yang inklusif dan tangguh. Tidak boleh ada yang tertinggal,” ujarnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Indonesia mengedepankan strategi pembangunan kota yang terintegrasi. Pemerintah mengembangkan sistem infrastruktur yang menghubungkan sektor penting seperti pertanahan, transportasi, air, perumahan, dan energi dalam satu pendekatan berkelanjutan.
“Setiap investasi dirancang untuk menghasilkan berbagai manfaat: lapangan kerja yang layak, ketangguhan yang lebih kuat, martabat yang lebih tinggi, serta kemakmuran yang berkelanjutan,” jelasnya.
Dalam forum internasional itu, Menko AHY juga menekankan pentingnya pertukaran keunggulan dan inovasi antarnegara BRICS.
Ia menyebut bahwa Indonesia siap belajar dan berbagi dari praktik terbaik negara lain, termasuk perumahan sosial Brasil, solusi kota tahan iklim dari Rusia, hingga penguatan konektivitas wilayah kepulauan yang tengah dikembangkan Indonesia.
“BRICS memiliki potensi untuk menjadi motor perubahan global. Indonesia siap berkontribusi melalui data, proyek percontohan, dan kebijakan praktis.”
“Bersama-sama, kita bisa membentuk masa depan perkotaan yang inklusif, tangguh terhadap iklim, dan berakar pada prioritas serta inovasi dari negara-negara Selatan Global,” tutupnya.
Forum Urbanisasi BRICS ke-4 ini menjadi ajang refleksi dan proyeksi masa depan pembangunan kota yang humanis dan responsif terhadap krisis global.
Melalui partisipasi aktif seperti ini, Indonesia mempertegas posisinya sebagai mitra strategis dalam mewujudkan kota-kota dunia yang lebih layak huni, resilien, dan adil secara sosial.***




