JATIM – Insiden tragis menimpa Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu malam (2/7/2025) saat menempuh rute dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Gilimanuk, Bali. Meski dinyatakan layak beroperasi oleh otoritas pelabuhan, kapal ini mengalami nasib nahas yang menyisakan duka mendalam dan tanda tanya besar.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tanjungwangi, Purgana, menegaskan bahwa kapal tersebut dalam kondisi laik jalan sebelum berlayar. “Dengan berat, 99,9 persen tenggelam,” ujar Purgana, seraya menyebutkan bahwa KMP Tunu Pratama Jaya sempat dilaporkan mengalami kebocoran yang menyebabkan *blackout* pada kapal
Detik-Detik Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
Kapal yang mengangkut 53 penumpang, 12 kru, dan 14 truk tronton ini berangkat dari Pelabuhan Ketapang pada pukul 22.56 WIB. Namun, hanya 25 menit setelah lepas jangkar, kapal dilaporkan mengalami kebocoran di ruang mesin yang menyebabkan blackout total. “Sempat meminta pertolongan pada pukul 23.17, dan tenggelam pada 23.35 WITA,” ungkap seorang saksi, sebagaimana dikutip dari detikjatim.
Riko, seorang anak buah kapal (ABK), menjadi pahlawan dalam insiden ini. Ia berhasil menyelamatkan 16 penumpang meski banyak di antara mereka muntah akibat terpaan air laut. “Kebocoran mesin jadi penyebab utama,” cerita Riko tentang detik-detik mencekam saat kapal mulai terbalik.
Upaya Penyelamatan dan Kondisi Terkini
Tim SAR gabungan dari Basarnas, Polairud, dan instansi terkait langsung dikerahkan untuk mencari korban. Hingga Kamis pagi (3/7/2025), empat penumpang berhasil ditemukan selamat setelah menyelamatkan diri menggunakan sekoci. Mereka adalah Saroji (47), Mansur (40), Romi Alga Hidayat, dan Sandi (44), semua berasal dari Banyuwangi. “Saat ini empat penumpang selamat tersebut berada di kantor BPTD Gilimanuk untuk dimintai keterangan,” ujar Nanang, perwakilan tim SAR.
Namun, kabar duka juga datang. Empat penumpang lainnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di perairan Bali pada pukul 08.00 WITA. Sementara itu, 43 orang lainnya masih dalam pencarian intensif oleh tim SAR yang mengerahkan sembilan kapal, termasuk KN SAR Permadi.
Respons Pemerintah dan Penyelidikan
Presiden Prabowo Subianto, meski sedang menjalankan ibadah di Tanah Suci, langsung memerintahkan jajarannya untuk mengutamakan penyelamatan korban.
“Tim dari Kantor SAR Surabaya juga merapat ke lokasi,” kata Nanang, menegaskan komitmen pemerintah dalam menangani tragedi ini.
Hingga kini, penyebab pasti kebocoran dan blackout masih diselidiki. Dugaan awal mengarah pada gangguan teknis atau pengaruh cuaca buruk, namun pihak berwenang belum merilis spesifikasi teknis kapal.
Tragedi yang Menyisakan Pertanyaan
Insiden ini kembali menyoroti keamanan transportasi laut di jalur penyeberangan tersibuk di Indonesia. Meski KSOP memastikan kapal dalam kondisi laik, fakta bahwa KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam dalam waktu singkat menimbulkan pertanyaan tentang standar keselamatan dan pengawasan. Masyarakat kini menanti hasil investigasi untuk memastikan tragedi serupa tidak terulang




