JAKARTA – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan rencana bersejarah untuk mengakui kedaulatan Palestina sebagai negara merdeka pada Sidang Majelis Umum PBB, September 2025. Keputusan ini menuai pujian dari mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang menyebutnya sebagai tonggak penting dalam upaya perdamaian Timur Tengah.
SBY menyoroti peran strategis Prancis sebagai anggota G7 dan salah satu dari lima negara pemegang hak veto di Dewan Keamanan PBB.
“Terkait dengan pengakuan dan dukungan Perancis terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina, tentu ini sebuah tonggak penting mengingat Perancis adalah negara besar di Eropa, anggota G7 dan pemegang hak veto di Dewan Keamanan PBB,” ujar SBY melalui akun X-nya @SBYudhoyono, seperti dikutip pada Minggu (27/7/2025).
Langkah Prancis ini dianggap memperkuat momentum solusi dua negara, yang oleh SBY dinilai sebagai pendekatan paling realistis untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina.
“Konsep Solusi Dua Negara, dan bukan Solusi Satu Negara, adalah yang paling realistis,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa pengakuan bersama menjadi prasyarat utama untuk mewujudkan dua negara yang hidup berdampingan secara damai.
Pengumuman Macron ini disambut positif oleh berbagai pihak, termasuk Kementerian Luar Negeri Indonesia, yang mendesak negara lain untuk mengikuti langkah Prancis. Menurut data, saat ini 149 dari 193 anggota PBB telah mengakui Palestina sebagai negara merdeka.
Keputusan Prancis diharapkan dapat mendorong lebih banyak negara, terutama di Eropa, untuk mengambil sikap serupa.
Namun, langkah ini juga memicu reaksi keras dari Israel dan Amerika Serikat. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pengakuan tersebut sebagai “pemberian imbalan atas teror,” merujuk pada serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Sementara itu, Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, mengkritik keputusan Macron sebagai tindakan sepihak yang dapat memperumit proses perdamaian.
Di sisi lain, Hamas menyambut baik keputusan Prancis, menyebutnya sebagai “langkah positif ke arah yang benar menuju keadilan” bagi rakyat Palestina.
China juga menyatakan dukungannya, menegaskan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan di Timur Tengah.
Dengan pengakuan ini, Prancis menjadi negara G7 pertama yang secara resmi mengakui Palestina, menandai perubahan signifikan dalam dinamika diplomasi global.
Langkah ini juga diharapkan mempercepat upaya gencatan senjata di Gaza dan memastikan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil yang terdampak konflik.