JAKARTA – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menegaskan bahwa lulusan perguruan tinggi harus mengedepankan karakter budaya agar mampu menghadapi tantangan besar di tengah perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan era disrupsi digital.
“Karakter yang terintegrasi dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap akan menjadi modal penting bagi para lulusan. Karakter itu ditentukan oleh budaya yang dimiliki,” ujar Menbud Fadli Zon saat menghadiri wisuda Program Sarjana, Magister, dan Doktor Periode Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025 yang berlangsung di Balairung Universitas Indonesia (UI), Depok, Sabtu (13/9).
Menurut Fadli, karakter budaya berperan penting dalam membentuk daya saing lulusan sekaligus menjaga identitas bangsa.
Ia berharap generasi muda tidak hanya cakap di bidang akademik, tetapi juga mampu berperan aktif dalam pemajuan kebudayaan di era global.
Tujuh Pilar Karakter Budaya
Dalam pidatonya, Fadli Zon merinci tujuh karakter budaya yang wajib dimiliki generasi perguruan tinggi, yakni:
- Berpikir kritis dan reflektif,
- Adaptif terhadap perkembangan teknologi,
- Menjaga nilai-nilai kearifan lokal,
- Memiliki semangat kolaboratif dan inklusif,
- Berkesadaran ekologis dan sosial,
- Beridentitas nasional di tengah arus globalisasi,
- Kreatif dan inovatif dengan basis budaya.
Ia menambahkan, Indonesia memiliki kekayaan budaya luar biasa yang dikenal dunia sebagai mega diversity.
Tantangan utamanya adalah bagaimana menjadikan budaya Nusantara mampu bersaing secara global, sebagaimana fenomena budaya Korea yang mendunia di kalangan generasi muda.
“Indonesia adalah negara dengan kekayaan budaya luar biasa, bahkan disebut sebagai mega diversity.”
“Tantangan kita adalah bagaimana budaya ini bisa mendunia sebagaimana fenomena budaya Korea yang digandrungi generasi muda.”
“Karena itu, pengembangan dan pemanfaatan budaya perlu bersentuhan dengan teknologi digital dan kecerdasan buatan,” kata dia menjelaskan.
Strategi Pemajuan Budaya
Fadli juga menyoroti berbagai strategi untuk memperkuat budaya melalui inovasi teknologi.
Beberapa di antaranya mencakup digitalisasi warisan budaya, pengembangan produk kreatif berbasis budaya, pemanfaatan media sosial, hingga penggunaan teknologi augmented reality dan virtual reality.
Integrasi kecerdasan buatan serta kolaborasi antara komunitas budaya, seniman, dan pelaku teknologi juga dinilai krusial.
Peran Perguruan Tinggi
Dalam kesempatan yang sama, Fadli menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis melalui tridharma kampus dalam melahirkan lulusan yang berkarakter budaya, berakar pada kearifan lokal, dan mampu membangun jejaring global.
Rektor Universitas Indonesia (UI) Heri Hermansyah turut menekankan capaian terbaru UI dalam dunia pendidikan.
“Saat ini, pertama kali dalam sejarah ada Universitas di Indonesia yang masuk ke jajaran top 200 dunia. UI berada di peringkat global ke-189”, kata Heri.
Acara wisuda yang digelar di Balairung UI tersebut dihadiri Rektor UI beserta jajaran pimpinan universitas, anggota Majelis Wali Amanat.
Lalu para wisudawan bersama keluarga, serta pejabat Kementerian Kebudayaan termasuk Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan.***




