JAKARTA – Performa impresif Red Bull Racing dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan bahwa peningkatan mereka tak hanya berlaku untuk satu jenis lintasan. Setelah sukses melewati ujian high-downforce di Singapura, tim yang bermarkas di Milton Keynes kini menghadapi tantangan berbeda di Circuit of the Americas, yang didominasi tikungan berkecepatan sedang.
“Di Zandvoort, McLaren baru saja membunuh kami di tikungan berkecepatan sedang,” ujar Prinsipal Tim Ferrari, Laurent Mekies, dilansir dari Motorsport, Senin (13/10/2025). Pernyataan itu menggarisbawahi bahwa keberhasilan tak datang otomatis di setiap sirkuit, meski data menunjukkan performa Red Bull tetap solid. Sejak jeda musim panas, Max Verstappen mencatatkan hasil P2, P1, P1, dan P2—lebih konsisten dari pembalap manapun.
Pertanyaannya, apa yang sebenarnya telah ditemukan Red Bull? Salah satu kunci terletak pada pendekatan pengembangan mobil. Andrea Stella mengungkap bahwa Red Bull telah mengembangkan mobil 2025 mereka lebih lama dibanding McLaren. Pembaruan penting seperti lantai baru di Monza dan sayap depan anyar di Singapura menjadi bukti arah pengembangan yang matang. McLaren, sebaliknya, sudah mengalihkan fokus penuh ke regulasi 2026, sebuah strategi yang juga logis bagi tim tersebut.
Dengan basis performa yang kuat, McLaren mampu melangkah lebih cepat menuju era baru. Sementara itu, Red Bull masih menyempurnakan fondasi teknis untuk menghindari kesalahan dalam menghadapi regulasi baru. “Tim – mengutip Christian Horner – melihat dua jam tangan yang berbeda untuk waktu yang lama,” ujar Mekies, merujuk pada masalah sinkronisasi antara data simulator dan kenyataan di lintasan. Validasi perangkat pada mobil tahun ini dianggap penting sebelum memasuki 2026.
Pembaruan teknis yang dilakukan Red Bull terbukti berdampak positif. Selain memperkuat performa saat ini, langkah tersebut juga menumbuhkan kepercayaan diri teknis tim. “Sangat penting bagi kami untuk memvalidasi dengan mobil tahun ini bahwa cara kami melihat data sudah benar, dan juga cara kami mengembangkan mobil sudah benar. Jika kami dapat menemukan performa dengan cara ini, itu akan memberi kami kepercayaan diri yang diperlukan untuk musim dingin saat mengembangkan mobil untuk tahun depan,” jelas Mekies.
Verstappen pun mengamini pentingnya perubahan yang terjadi. Di Singapura, sang juara dunia empat kali menegaskan bahwa peningkatan performa bukan semata karena lantai baru. “Filosofi yang berbeda,” ungkapnya ketika ditanya soal rahasia performa RB21.
Ia menyebut dua faktor penting: pertama, mobil kini lebih baik secara fundamental sejak sesi latihan Jumat, sehingga tim hanya perlu menyempurnakan setup, bukan melakukan perubahan besar. Kedua, Red Bull kini lebih konsisten menemukan jendela operasional ideal mobil. Menurut Helmut Marko, lantai baru memang membantu, tetapi yang utama adalah kemampuan tim menemukan performa optimal dengan lebih konsisten.




