Lewis Hamilton mengkritik “para senior” di F1 yang menurutnya terlalu negatif terhadap generasi pembalap muda.
Musim 2025 menghadirkan enam rookie yang tampil penuh waktu: Kimi Antonelli, Oliver Bearman, Liam Lawson, Gabriel Bortoleto, Isack Hadjar, dan Franco Colapinto. Semuanya dinilai layak berada di grid F1.
Lawson masih menunggu keputusan Red Bull soal apakah ia akan dipertahankan di tim junior mereka untuk musim depan. Sementara itu, kontrak baru Colapinto dengan Alpine untuk 2026 diumumkan saat akhir pekan Grand Prix Sao Paulo.
Hamilton, yang selama bertahun-tahun juga sering dikritik oleh “orang-orang tua” seperti Bernie Ecclestone, menjelaskan mengapa ia ingin mendukung generasi baru.
“Senang melihat talenta muda bermunculan. Saya ingat ketika pertama kali datang ke sini pada 2007, saya salah satu dari mereka,” kata Hamilton di Brasil.
“Itu pengalaman luar biasa. Tapi sebelum tiba di sini, Anda punya bayangan tertentu tentang bagaimana rasanya, dan sering kali kenyataannya tidak sesuai ekspektasi. Mungkin bagian mengemudinya sesuai, tapi hal-hal lain di sekitarnya, termasuk tekanan besar dan bombardir pertanyaan serta sorotan media sosial, sangat berat. Tapi mereka semua bisa menghadapinya dengan baik.”
“Saya selalu ingin menjadi pembalap yang—bahkan setelah saya pensiun—tetap mendukung anak muda. Banyak komentar negatif datang dari para senior yang, jujur saja, tidak terlalu banyak meraih prestasi.”
“Saya senang melihat anak-anak muda ini tetap fokus, bekerja sambil tersenyum, melakukan apa yang mereka cintai, dan meraih sukses. Saya ikut antusias melihat perkembangan karier mereka.”
Hamilton soal para pengkritiknya
Kepindahan Hamilton ke Ferrari menuai banyak kritik. Tokoh-tokoh seperti Ecclestone, Damon Hill, dan Ralf Schumacher mempertanyakan keputusan itu.
Dalam wawancara dengan Time Magazine, Hamilton menanggapi para peragu tersebut:
“Saya selalu menyambut komentar negatif. Saya tak pernah membalas komentar para pria tua—yang pada akhirnya kebanyakan berkulit putih—yang merasa berhak mengomentari karier saya atau mengatakan apa yang seharusnya saya lakukan.”
“Cara saya hadir, tampil, dan menunjukkan performa perlahan-lahan membungkam semua itu.”
Sayangnya, tahun pertama Hamilton di Ferrari berjalan berat. Ia belum sekalipun naik podium dari 21 balapan, dengan sorotan terbaiknya tetap kemenangan sprint race di Shanghai.
Setelah gagal finis di Brasil, Hamilton menyebut musim debutnya bersama Ferrari sebagai “mimpi buruk.”




