Data dari berbagai grup hotel besar, perusahaan perjalanan, hingga lembaga peramal tren menunjukkan bahwa tahun 2026 akan menjadi era perjalanan yang lebih tenang, personal, dan bertujuan, dengan fokus pada pemulihan mental, teknologi AI, dan pengalaman unik yang jauh dari keramaian.
Tren utama yang diprediksi berkembang pada 2026 meliputi:
1. Quietcations / Hushpitality
Liburan hening dan restorative yang berfokus pada ketenangan, kenyamanan, dan detoks digital meningkat tajam. Banyak wisatawan mencari jeda dari stres modern dan kelelahan digital melalui lokasi sunyi dan penginapan minim gadget.
2. Peran besar AI dalam perencanaan perjalanan
Generative AI kini banyak digunakan untuk menyusun itinerary dan booking, mempermudah proses perjalanan. Namun, para ahli mengingatkan dampak risiko overtourism dan penipuan digital.
3. Pengalaman tanpa banyak pilihan (trust over choice)
Traveler semakin menyukai konsep perjalanan yang sudah dikurasi, seperti mystery trip atau itinerary rahasia, untuk mengurangi kelelahan akibat terlalu banyak keputusan.
4. Road trip kembali populer
Liburan menggunakan mobil meningkat berkat fleksibilitas, rasa petualangan, dan alasan ekonomi. Banyak wisatawan memilih berkendara untuk menghemat biaya atau menikmati kebebasan menjelajah.
5. Ultra-personalised travel
Wisata semakin personal, termasuk perjalanan untuk fase hidup tertentu seperti retreat pemulihan dari duka, menopause retreat, dan tur dengan minat khusus.
6. Destinasi off-grid
Wisatawan kini lebih memilih tujuan yang tidak mainstream dan jauh dari keramaian, menolak lokasi yang terlalu dipromosikan media sosial.
7. Perjalanan berbasis budaya dan literasi (culture over hedonism)
Meningkatnya minat pada “literary travel” dan “set-jetting” – perjalanan berdasarkan buku, film, atau serial TV. Wisata dipandang sebagai cara memperkaya batin, bukan sekadar hiburan pesta.
Secara keseluruhan, wisata masa depan bergerak ke arah kesadaran, kedalaman pengalaman, dan pencarian makna, bukan sekadar pamer gaya hidup.