JAKARTA – Tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) bersama berbagai unsur SAR terus melakukan upaya tanpa henti untuk menjangkau korban bencana banjir dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
Operasi darurat telah mencakup lebih dari 40 wilayah terdampak, dengan evakuasi dilakukan melalui jalur darat, udara, dan laut menggunakan peralatan seperti perahu karet dan helikopter.
Bencana alam yang melanda ketiga provinsi ini dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan ribuan warga mengungsi dan kerusakan infrastruktur parah. Basarnas memastikan seluruh tim bekerja optimal untuk mencapai desa-desa terisolir, di mana akses sering terputus akibat longsor dan banjir bandang. Operasi ini menjadi prioritas nasional mengingat dampaknya yang luas.
“Tim Basarnas bersama seluruh unsur SAR terus bergerak tanpa henti menjangkau wilayah-wilayah terdampak di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh,” demikian laporan resmi operasi SAR yang dirilis hari ini. Pernyataan ini menegaskan komitmen tim dalam menghadapi tantangan medan yang sulit, termasuk cuaca buruk yang masih berlangsung.
Cakupan Operasi di Sumatera Utara: 10 Kabupaten dan Kota Terjangkau

Di Sumatera Utara, tim SAR telah menembus 10 kabupaten dan kota terdampak, meliputi Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah, Sibolga, Langkat, Deli Serdang, Medan, Tapanuli Selatan, dan Padang Sidempuan. Evakuasi difokuskan pada pemukiman padat penduduk dan daerah pegunungan rawan longsor.
Upaya pencarian dan pertolongan memanfaatkan helikopter untuk mengirim bantuan ke area yang tidak dapat diakses kendaraan darat. Ribuan warga telah dievakuasi, termasuk anak-anak dan lansia.
Pihak berwenang melaporkan bahwa operasi terus diperluas menuju desa-desa terpencil, di mana banjir merendam rumah dan lahan pertanian. Koordinasi dengan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan distribusi bantuan makanan dan obat-obatan.
Penetrasi Tim SAR di Sumatera Barat: 14 Wilayah Prioritas

Di Sumatera Barat, operasi SAR telah menjangkau 14 wilayah terdampak, termasuk Pasaman Barat, Agam, Padang Pariaman, Padang, Kepulauan Mentawai, Limapuluh Kota, Tanah Datar, Solok, dan Pesisir Selatan. Wilayah berbukit dan pesisir yang rawan bencana membuat evakuasi semakin menantang.
“Evakuasi dilakukan melalui jalur darat, udara, dan laut menggunakan peralatan SAR, perahu karet, hingga helikopter,” jelas laporan operasi. Di Kepulauan Mentawai, tim menggunakan kapal laut untuk mengevakuasi warga dari pulau-pulau kecil yang terisolasi akibat gelombang tinggi.
Selain evakuasi, tim juga mencari orang hilang di lereng-lereng bukit yang longsor. Basarnas bekerja sama dengan TNI, Polri, dan relawan lokal untuk mempercepat proses.
Respons Darurat di Aceh: 18 Kabupaten dan Kota Dijangkau

Aceh menjadi provinsi dengan cakupan terluas, di mana tim SAR telah memasuki 18 kabupaten dan kota, seperti Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Bener Meriah, Gayo Lues, Singkil, dan Aceh Tamiang.
“Basarnas memastikan seluruh wilayah terdampak yang dapat diakses telah dilakukan upaya pencarian, pertolongan, dan evakuasi secara optimal,” tegas laporan tersebut. Di Aceh Utara dan Timur, tim menggunakan perahu karet untuk menavigasi sungai yang meluap, sementara helikopter menerjunkan bantuan ke kampung-kampung terpencil.
Koordinasi antarprovinsi menjadi sorotan, dengan Basarnas sebagai koordinator utama. Ribuan warga telah dievakuasi ke pengungsian sementara dengan fokus pemulihan akses jalan dan listrik.
Meski kemajuan signifikan telah dicapai, tim SAR masih menghadapi tantangan seperti cuaca ekstrem dan medan berbahaya. “Operasi terus diperluas untuk menjangkau desa-desa terisolasi dan area yang sulit diakses,” ungkap laporan.
Pemerintah pusat menjanjikan dukungan tambahan berupa dana darurat dan penambahan personel. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan evakuasi.
Pantauan terkini menunjukkan situasi mulai stabil, meski pemulihan penuh memerlukan waktu. Basarnas berkomitmen untuk terus memantau dan merespons kebutuhan mendesak hingga kondisi kembali normal.