Matcha, bubuk teh hijau halus yang berasal dari Jepang, telah menjadi tren kesehatan global sejak beberapa tahun terakhir. Dibuat dari daun teh hijau (Camellia sinensis) yang ditanam di tempat teduh, digiling halus, dan dikonsumsi secara utuh (bukan hanya diseduh), matcha menawarkan konsentrasi nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan teh hijau biasa.
Kandungan utamanya meliputi antioksidan seperti epigallocatechin gallate (EGCG), L-theanine untuk relaksasi, dan kafein untuk energi stabil. Manfaatnya termasuk meningkatkan metabolisme, mendukung kesehatan jantung, meningkatkan fokus mental, dan bahkan potensi antikanker, seperti yang didukung oleh ulasan studi pada 2023.
Namun, seperti halnya makanan atau minuman superfood lainnya, konsumsi berlebihan bisa berbalik menjadi bumerang bagi kesehatan.
Mengapa Matcha Berpotensi Berbahaya Jika Berlebihan?
Tidak seperti teh hijau biasa yang hanya menyeduh daunnya, matcha dikonsumsi seluruhnya, sehingga zat aktifnya—seperti kafein (70-180 mg per cangkir, setara atau lebih dari secangkir kopi) dan polifenol—masuk ke tubuh dalam dosis lebih pekat.
Menurut Verywell Health pada Mei 2025, konsumsi berlebihan (lebih dari 3-4 cangkir/hari atau setara 4-6 gram bubuk) bisa memicu masalah mulai dari yang ringan hingga serius, terutama pada orang sensitif. Faktor risiko termasuk kualitas matcha (yang murah sering terkontaminasi logam berat) dan cara penyajian (misalnya, diminum saat perut kosong).
Efek Samping Utama yang Harus Diwaspadai
Berikut adalah efek samping paling umum dari konsumsi matcha berlebihan, didukung oleh studi dan laporan:
1. Gangguan dari Kafein Berlebih
Kafein dalam matcha bisa mencapai 200-300 mg jika diminum 3-4 cangkir sehari, melebihi batas aman harian (400 mg untuk dewasa sehat). Efeknya termasuk insomnia, gelisah, jantung berdebar (palpitasi), sakit kepala, dan kecemasan berlebih.
Sebuah artikel dari Vogue pada Mei 2025 menyebut bahwa kafein berlebih dari matcha bisa mengganggu kualitas tidur dan memicu anxiety, terutama pada malam hari. Pada orang dengan gangguan kecemasan, ini bisa memperburuk gejala seperti tremor atau kegelisahan.
2. Masalah Pencernaan
Tanin dan katekin tinggi dalam matcha bisa mengiritasi lapisan lambung, menyebabkan mual, muntah, diare, kembung, atau konstipasi. Kusmi Tea mencatat bahwa efek ini mirip kafein berlebih, termasuk stomach ache dan heartburn.
Pique Life pada 2021 (diperbarui 2025) menambahkan bahwa diare dan upset stomach sering terjadi jika diminum saat perut kosong. Pengguna Reddit juga melaporkan nausea dan chest tightness setelah minum matcha berlebih.
3. Hambatan Penyerapan Nutrisi dan Anemia
Polifenol matcha mengikat zat besi non-heme dari makanan nabati, mengurangi absorpsi hingga 50-70%. Ini bisa menyebabkan defisiensi zat besi (anemia), dengan gejala seperti kelelahan, pucat, dan pusing. Vogue menyoroti ini sebagai risiko utama bagi vegetarian atau wanita haid yang minum matcha berlebih. Studi juga menunjukkan hambatan serupa pada kalsium dan seng.
4. Risiko Kerusakan Hati dan Toksisitas
EGCG berlebih (dari 800 mg/hari) bisa menyebabkan hepatotoksisitas, atau kerusakan hati. Verywell Health melaporkan kasus liver toxicity pada konsumsi tinggi, dengan gejala seperti nyeri perut, urine gelap, dan jaundice.
Eating Well pada November 2025 menambahkan bahwa matcha bisa memengaruhi enzim hati dan metabolisme obat tertentu. Meski jarang, kasus ini lebih sering pada suplemen matcha daripada bubuk murni.
5. Efek Lain yang Potensial
-
- Peningkatan Tekanan Darah: Kafein bisa memicu hipertensi sementara pada orang rentan.
- Kontaminasi Logam Berat: Matcha murah sering mengandung timbal atau arsenik dari tanah Jepang/China, yang bisa akumulasi dan memicu toksisitas kronis.
- Alergi atau Reaksi Langka: Beberapa orang melaporkan gatal, ruam, atau sesak napas, meski jarang.