Ribuan pelayat berkumpul di bawah pengamanan ketat aparat kepolisian di Bondi Beach, Minggu (21/12) malam, untuk mengenang satu pekan tragedi penembakan massal yang menewaskan 15 orang dalam sebuah festival Yahudi. Tragedi tersebut mengguncang Australia dan mendorong pemerintah bergerak cepat memperketat penanganan antisemitisme serta meninjau ulang kebijakan senjata api nasional.
Lebih dari 10.000 orang menghadiri acara peringatan bertajuk Light Over Darkness. Sejumlah tokoh penting negara tampak hadir, termasuk Perdana Menteri Anthony Albanese, dua mantan perdana menteri John Howard dan Scott Morrison, serta Gubernur Jenderal Sam Mostyn, yang mewakili Kepala Negara Australia, King Charles III.
Presiden Dewan Deputi Yahudi New South Wales, David Ossip, menyampaikan pidato emosional di hadapan massa.
“Ini harus menjadi titik terendah antisemitisme di negara kita. Inilah momen ketika cahaya harus mulai mengalahkan kegelapan,” ujarnya.
Namun suasana sempat memanas ketika sebagian massa mencemooh kehadiran Albanese. Sebaliknya, pemimpin oposisi Sussan Ley justru mendapat sorakan, setelah sebelumnya menyatakan akan mencabut keputusan pemerintahan Albanese yang mengakui negara Palestina.
Hari Refleksi Nasional
Dalam acara peringatan, foto-foto para korban berusia 10 hingga 87 tahun diproyeksikan ke hadapan publik. Lagu Waltzing Matilda dikumandangkan untuk mengenang korban termuda—seorang anak perempuan kelahiran Australia dari orang tua Ukraina.
Sosok pahlawan tragedi, Ahmed al Ahmed, mengirim pesan dari rumah sakit. Imigran kelahiran Suriah itu tertembak setelah berhasil merebut senapan dari salah satu pelaku.
“Tuhan dekat dengan mereka yang patah hati. Hari ini saya berdiri bersama kalian, saudara-saudaraku,” tulisnya.
Ayahnya, Mohamed Fateh al Ahmed, turut menyalakan lilin di menorah pada malam terakhir Hanukkah.
Di seluruh Australia, warga menyalakan lilin dan mengheningkan cipta selama satu menit tepat pukul 18.47—waktu ketika serangan terjadi. Siaran televisi dan radio nasional ikut berhenti sejenak sebagai bentuk solidaritas. Sydney Opera House juga disinari cahaya lilin sebagai simbol duka nasional.
Pemerintah federal dan negara bagian New South Wales menetapkan Minggu sebagai Hari Refleksi Nasional, menandai penembakan massal terburuk di Australia sejak tragedi Tasmania 1996.