BALI – Ratusan massa yang tergabung dalam Yayasan Kesatria Keris Bali melakukan aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Provisi Bali pada Jumat (7/2). Mereka menuntut penutupan Atlas Beach Club, yang dianggap telah melecehkan Dewa Siwa dengan menggunakan gambarnya sebagai latar belakang pertunjukan musik DJ.
Aksi dimulai dengan massa yang menyanyikan lagu Maju Tak Gentar sembari memasuki area gedung DPRD, membawa berbagai spanduk bertuliskan tuntutan. Spanduk seperti “Tutup tempat hiburan/club yang tidak menghargai simbol-simbol agama Hindu” dan “Tutup Club Atlas yang telah menistakan simbol agama Hindu” tampak dibawa oleh peserta aksi.
Perwakilan Yayasan Kesatria Keris Bali, I Nyoman Agung Sariawan, menyampaikan orasi di depan gedung DPRD, menegaskan bahwa tujuan kedatangan mereka adalah untuk menegakkan keadilan bagi Bali dan meminta agar pihak berwenang menghormati aturan yang berlaku untuk menghindari masalah hukum.
Sebelumnya, Atlas Super Beach Club telah meminta maaf setelah gambar Dewa Siwa digunakan sebagai latar belakang dalam pertunjukan musik elektronik yang digelar pada Kamis (30/1). Permintaan maaf ini disampaikan setelah protes keras dari umat Hindu, yang merasa tersinggung. Atlas Super Club juga bertemu dengan pihak Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, di mana mereka menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi karena kurangnya pengawasan, di mana seorang staf mengambil gambar Dewa Siwa dari internet untuk digunakan dalam pertunjukan tanpa pertimbangan yang tepat.
Ketua PHDI Bali, Nyoman Kenak, mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari somasi yang dilayangkan kepada Atlas Super Club. Dalam somasi tersebut, pihak PHDI meminta tanggapan resmi dalam waktu tujuh hari.