JAKARTA – Kemarin malam, berita duka datang mengguncang industri perfilman Indonesia. Aktor senior Ray Sahetapy meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta Pusat, pada Selasa (1/4) malam.
Adiknya, Charly Sahetapy, mengungkapkan bahwa almarhum telah lama berjuang melawan berbagai penyakit sebelum berpulang.
Ray diketahui mengidap diabetes sejak 2017, mengalami stroke pada 2023, dan belakangan, rupanya aktor senior legendaris Indonesia itu juga mengalami gangguan paru-paru yang semakin memburuk.
“Dia kena stroke bulan Juni-Juli tahun 2023. Jadi selama itu kami berusaha rawat supaya dia bisa kembali normal,” ujar Charly, pada Rabu (2/4).
Charly menerangkan, sebelumnya kondisi kesehatan Ray memang sempat memburuk akibat tersedak yang menyebabkan gangguan pernapasan. Ia sempat dirawat di rumah sakit beberapa kali, termasuk di Rumah Sakit Persahabatan dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Setelah itu, kondisinya sempat membaik, namun kemudian menurun kembali setelah dirawat di RSPAD. Pemeriksaan menunjukkan paru-parunya semakin bermasalah hingga dua kali mengalami sesak napas.
“Paru-parunya agak lumayan (parah). Sempat dua kali sesak napas, itu juga di RSPAD sini. Masuk ICU lagi, dimonitor,” jelas Charly.
Setelah mengalami kondisi yang naik turun, Ray Sahetapy akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Selasa (1/4) pukul 21.04 WIB.
“Mulai sudah normal kembali, tapi HB makin turun, tensi juga sudah parah. Kalau Tuhan sudah panggil, kita mau bagaimana lagi,” ujar Charly.
Ray Sahetapy meninggal dunia dalam usia 68 tahun. Kabar duka ini diumumkan oleh anaknya, Surya Sahetapy, melalui unggahan di media sosial.
Dikenal sebagai salah satu aktor terbaik Indonesia, Ray Sahetapy telah berkecimpung di industri perfilman selama lebih dari 40 tahun. Ia pernah mendapatkan tujuh nominasi Piala Citra FFI dan sempat tampil dalam film Hollywood Captain America: Civil War (2016), meskipun adegannya tidak masuk dalam versi final.
Berwasiat Ingin Dimakamkan di Sulawesi
Keluarga mengungkapkan bahwa Ray Sahetapy berwasiat untuk dimakamkan di Sulawesi, tempat leluhurnya dimakamkan. Namun, anak-anaknya menginginkan sang ayah dimakamkan di Jakarta agar lebih mudah merawat makamnya.
“Anak-anak soalnya yang minta untuk dimakamkan di sini (di Tanah Kusir). Iya, benar dia (almarhum) yang minta (dimakamkan di Sulawesi). Jadi, itu sudah lama,” ujar Charly di Rumah Duka Sentosa, Rabu (2/5).
Menurut Charly, keluarga besar Sahetapy memiliki makam khusus di Sulawesi yang menjadi tempat peristirahatan terakhir leluhur mereka.
“Karena kita punya keluarga Sahetapy Nelwan. Nelwan itu Manado, Sahetapy Ambon. Ada makam khusus kita di sana. Dari kakek, nenek saya, kemudian ayah, ibu saya di situ. Dia minta juga (dimakamkan) di situ,” jelasnya.
Namun, demi menghormati keinginan anak-anaknya, keluarga besar memutuskan untuk sementara memakamkan Ray di Jakarta. Meski begitu, mereka mempertimbangkan kemungkinan memindahkan jenazah ke Sulawesi di kemudian hari.
“Oke deh, kita kasih waktu 1-2 tahun. Nanti sesuai dengan amanah dia, mungkin kita akan pindahin ke sana. Mungkin ya, nanti dilihat perkembangan. 2 tahun kan cukup lama. Jadi, kita lihat perkembangan itu,” ujar Charly.




