BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) meluncurkan program Pilah Sampah Tukar Sembako sebagai upaya untuk mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap pemilahan sampah rumah tangga. Program yang bertujuan membudayakan pengelolaan sampah ini digelar di halaman Kantor Gubernur Kalsel, Banjarmasin, pada Sabtu (3/5/2025), dan mendapat respons positif dari warga yang datang membawa berbagai jenis sampah.
Program ini muncul setelah Pemerintah Kota Banjarmasin mengklaim bahwa kondisi darurat sampah pasca-penutupan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Basirih pada Februari lalu mulai teratasi.
Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kalsel, Fatimatuzahra, menyampaikan bahwa program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar terbiasa memilah sampah. “Komposisi sampah terbesar berasal dari rumah tangga. Kami ingin membentuk budaya memilah sampah agar dapat membawa manfaat ekonomi,” ujar Fatimatuzahra.
Kerjasama dengan Bank Sampah Induk Kota Banjarmasin juga diinisiasi untuk mengestimasi harga sampah berdasarkan jenisnya, mulai dari botol plastik hingga minyak jelantah, yang dapat ditukar dengan bahan pokok seperti minyak goreng, gula, dan mi instan.
Gubernur Kalsel, Muhidin, yang turut hadir dalam acara tersebut, mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan dan memastikan pemilahan sampah dimulai dari rumah tangga. “Masalah sampah adalah tanggung jawab kita bersama. Masyarakat harus mendukung upaya pemilahan untuk mengatasi kondisi darurat sampah,” katanya. Ia juga berharap program ini dapat diperluas di berbagai daerah dengan melibatkan perusahaan swasta.
Terkait penutupan TPAS Basirih, Gubernur Muhidin menambahkan bahwa Pemprov Kalsel telah memfasilitasi pembangunan TPAS Regional baru di Kabupaten Barito Kuala.
Wali Kota Banjarmasin, M Yamin, mengungkapkan bahwa kondisi darurat sampah di wilayahnya mulai teratasi. “Melalui program pemilahan sampah, timbunan sampah dapat berkurang hingga 20%. Selain itu, pengiriman sampah ke TPAS Regional milik Provinsi Kalsel juga turun dari 600 ton menjadi 300 ton per hari,” ujarnya, dilansir dari MI.
Di Banjarmasin, terdapat 360 bank sampah, meskipun hanya sekitar 100 bank sampah yang aktif beroperasi.