BANDA ACEH – Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) tak kuasa menahan air mata saat melaporkan kondisi terkini pasca-banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah kabupaten di Provinsi Aceh. Mualem menggambarkan kerusakan yang sangat parah hingga sejumlah kampung lenyap dari peta.
“Ada beberapa kampung hilang entah ke mana, yaitu Sawang dan Jambuai. Malam itu empat kampung juga hilang entah ke mana. Jadi Aceh sekarang seperti mengalami tsunami kedua,” ucap Mualem dengan suara tercekat.
Mualem menegaskan bahwa prioritas utama saat ini adalah penyelamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar korban.
“Ini tugas kita untuk membantu mereka yang terdampak, menjadi korban, dan memastikan bantuan dapat tersalurkan,” terangnya.
Pernyataan yang disampaikan sambil menangis itu langsung menjadi sorotan publik dan viral di media sosial. Banyak warganet menyebutnya sebagai cerminan kepemimpinan yang humanis sekaligus gambaran betapa dahsyatnya bencana yang kembali mengguncang Tanah Rencong 21 tahun setelah tsunami 2004.
Untuk diketahui, Banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu hujan ekstrem sejak Jumat (28/11/2025) telah menyebabkan sedikitnya puluhan orang meninggal dunia, puluhan hilang, dan lebih dari 58.000 jiwa mengungsi. Empat kabupaten terparah adalah Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah.
Presiden Prabowo memerintahkan percepatan penanganan darurat. Kementerian PU, Basarnas, TNI, Polri, serta BNPB diminta mengerahkan seluruh sumber daya untuk pencarian korban hilang, evakuasi warga, dan pembukaan akses jalan yang masih terisolasi.
Sementara itu, bantuan logistik dari berbagai daerah mulai berdatangan ke Aceh. Pemerintah Provinsi Aceh membuka posko utama di Banda Aceh dan beberapa titik di wilayah terdampak untuk memastikan distribusi bantuan tepat sasaran.
Para pakar geologi menyebut intensitas hujan ekstrem yang semakin sering terjadi merupakan dampak perubahan iklim yang kini harus diantisipasi lebih serius.