JAKARTA – Pasukan angkatan laut Israel menyerang armada bantuan internasional yang berlayar menuju Jalur Gaza dan menahan 223 aktivis dari 15 kapal, kata penyelenggara pada Kamis (2/10/2025). Data resmi Global Sumud Flotilla yang dipublikasikan di Instagram mengungkapkan para aktivis tersebut berasal dari 15 negara, termasuk Spanyol, Italia, Brasil, Turkiye, Yunani, Amerika Serikat, Jerman, Swedia, Inggris, dan Prancis.
Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi para aktivis ditahan dan tengah dalam perjalanan ke Pelabuhan Ashdod, Israel, untuk menjalani pemeriksaan sebelum dideportasi ke Eropa, menurut pernyataan yang disampaikan lewat platform media sosial X.
Pelacak armada mencatat setidaknya 21 kapal telah diserang oleh pasukan Israel, sementara 23 kapal lain masih melanjutkan perjalanan menuju Gaza. Kapal Mikeno, salah satu kapal armada, berhasil memasuki perairan teritorial Gaza, meski sinyal pelacakan hilang saat kapal berada sekitar 9,3 mil laut dari pantai.
Erdem Ozveren, aktivis asal Turkiye yang ikut dalam misi tersebut, menyebut kapal armada telah mendekati jarak kurang dari 30 mil laut (55 km) dari Gaza, meski menghadapi kepungan ketat oleh pasukan Israel.
Dilansir dari Anadolu, para aktivis melaporkan gangguan sinyal dan komunikasi di beberapa kapal saat kapal-kapal angkatan laut Israel mendekati konvoi, memerintahkan mereka untuk mengubah arah. Komite Internasional untuk Mematahkan Pengepungan Gaza (ICBSG) menyatakan di media sosial bahwa “kami sedang diserang oleh tentara Zionis (Israel)” dan “beberapa kapal dicegat dan keadaan darurat diberlakukan.”
ICBSG juga menuduh pasukan Israel melakukan kekerasan, termasuk menabrak kapal, menyemprot meriam air, dan secara paksa menaiki kapal sambil melakukan tindakan kasar terhadap aktivis damai dari 50 negara.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan operasi pengepungan dan penahanan aktivis akan terus berlangsung hingga Kamis, dengan pasukan angkatan laut Israel memaksa armada mengalihkan kapal ke pelabuhan Ashdod.
Serangan terjadi ketika armada telah melewati titik yang sama dengan lokasi serangan kapal Madleen dan Handala pada Juni dan Juli lalu. Misi bantuan ini terdiri dari lebih dari 50 kapal dengan 532 warga sipil dari 45 negara, membawa pasokan kemanusiaan dan medis menuju Gaza yang sudah mengalami blokade hampir 18 tahun oleh Israel.
Blokade tersebut semakin diperketat sejak Maret 2025, menutup perbatasan dan memblokir suplai pangan dan obat-obatan, memperparah krisis kemanusiaan bagi 2,4 juta penduduk Gaza.
Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dengan kondisi kemanusiaan yang memburuk cepat akibat kelaparan dan penyakit, menurut peringatan PBB dan organisasi hak asasi manusia.




