WASHINGTON DC, AS – Amerika Serikat terancam mengalami shutdown menyusul kegagalan Senat menyepakati anggaran, sementara Presiden Donald Trump memperingatkan kemungkinan besar penutupan pemerintah akibat kebuntuan tajam antara Partai Republik dan Demokrat.
Dalam pernyataan di Oval Office pada Jumat (20/9), Trump menyatakan, “Kami akan terus berbicara dengan Demokrat, tetapi saya pikir Anda bisa saja berakhir dengan negara yang ditutup untuk sementara waktu.” Ancaman ini menandai eskalasi ketegangan di Washington, di mana kedua kubu saling tuding sebagai penyebab potensi gangguan layanan publik.
Kebuntuan di Senat: Rencana Pendanaan Gagal Total
Ketegangan mencapai puncaknya pada Jumat pagi ketika Senat gagal mengesahkan proposal pendanaan sementara dari kedua partai. Partai Republik mengajukan rancangan undang-undang sederhana untuk mempertahankan operasional pemerintah hingga 21 November, sementara Demokrat mendorong paket lebih ambisius hingga 31 Oktober dengan tambahan anggaran kesehatan. Kedua upaya ini terblokir, meninggalkan Kongres tanpa kemajuan signifikan.
Senat, yang memerlukan proses panjang untuk persetujuan, kini memasuki masa libur hingga 29 September. Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat memilih istirahat lebih panjang hingga 7 Oktober. Situasi ini memperburuk risiko shutdown mulai akhir bulan ini, karena Kongres gagal menyetujui 12 undang-undang anggaran tahunan tepat waktu—masalah kronis yang berulang setiap tahun fiskal.
Pemimpin Mayoritas Senat John Thune menekankan pilihan sulit yang dihadapi Demokrat sebelum pemungutan suara. “Pilihannya cukup jelas,” katanya. “Pilihannya adalah mendanai pemerintah melalui resolusi lanjutan jangka pendek yang bersih atau pemerintah akan tutup. Itulah pilihan yang dihadapi Demokrat.”
Rencana Republik hanya meraih 44 suara, jauh di bawah ambang 60 suara untuk mengatasi filibuster prosedural. Sementara itu, proposal Demokrat kalah tipis 47-45, yang langsung dikecam Thune sebagai “tidak serius” sambil mendesak anggotanya untuk menolaknya.
Inti perselisihan terletak pada tuntutan Demokrat untuk paket pendanaan senilai US\$1,5 triliun, termasuk US\$350 miliar guna memperpanjang subsidi pajak Obamacare bagi kelas menengah yang akan habis permanen. Paket ini juga bertujuan membatalkan pemotongan anggaran Medicaid hampir US\$1 triliun, yang diterapkan Partai Republik melalui undang-undang pajak Trump musim panas lalu.
Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer membela urgensi proposalnya, mengingat perusahaan asuransi akan mengirimkan pemberitahuan kenaikan premi mulai 1 November. “Rakyat Amerika akan melihat kontras yang mencolok antara rencana Republik yang melanjutkan status quo pemotongan kesehatan Trump dan biaya tinggi, dengan rencana Demokrat untuk menghindari penutupan pemerintah sambil menurunkan premi, memperbaiki Medicaid, dan melindungi dana untuk penelitian ilmiah dan medis,” ujar Schumer pada Kamis di lantai Senat.
Thune, di sisi lain, menjanjikan tinjauan isu Obamacare pada akhir tahun, sambil berharap Demokrat mundur dari tuntutannya menjelang batas waktu. Republik yakin publik akan menyalahkan Demokrat atas potensi shutdown, mengingat sejarah di mana partai oposisi sering kalah narasi politik.
Di Dewan Perwakilan Rakyat, RUU pendanaan sementara Republik lolos dengan dukungan minim dari Demokrat—hanya satu anggota yang setuju. Rancangan ini mencakup kebijakan tambahan seperti peningkatan dana keamanan untuk anggota parlemen dan pejabat federal, serta fleksibilitas bagi Distrik Columbia untuk menggunakan pajaknya sendiri. Ketua DPR Mike Johnson berhasil meredam kekhawatiran konservatif, termasuk pasca-pembunuhan aktivis Charlie Kirk, dengan janji dana keamanan pribadi lebih besar akhir tahun ini.
Dampak Ekonomi: Pasar Tenang, Tapi Risiko PDB Menanti
Meski ancaman shutdown sering dianggap retorika Washington yang biasa, kali ini analis memperingatkan potensi yang lebih serius. Pasar keuangan cenderung mengabaikannya, mengingat sejarah resolusi menit terakhir. Namun, kedua partai tampak lebih teguh, membuat penutupan lebih mungkin dan sulit diakhiri.
Menurut analisis Bloomberg Intelligence, pasar saham AS, perusahaan raksasa, dan kontraktor pemerintah utama kemungkinan tak terdampak signifikan jika shutdown berlangsung singkat, bahkan beberapa minggu. Namun, Bloomberg Economics memproyeksikan penundaan pendanaan lebih lama bisa memukul pertumbuhan ekonomi—sebuah shutdown sebulan berpotensi memangkas PDB kuartalan hingga 0,4 poin persentase.
Demokrat, yang kesulitan menghadapi agenda Trump, kini terpojok untuk mengambil risiko shutdown. Pada Maret lalu, Schumer mundur dari ancaman serupa dengan membiarkan 10 senator Demokrat mendukung RUU sementara. Kali ini, ia mengadopsi sikap lebih keras, meski beberapa senator yang sama enggan mengungkap posisi akhir mereka.