PAPUA PEGUNUNGAN – Di tengah riuh rendah kabar donasi dari para selebriti dan perusahaan besar untuk korban banjir bandang di Sumatera Barat dan Sumatera Utara, justru sebuah kisah sederhana dari pegunungan Papua yang sunyi berhasil menggetarkan hati jutaan orang. Dari sebuah ruang kelas kecil di Distrik Walesi, Kabupaten Jayawijaya, hadir cerita tentang ketulusan yang tak lekang oleh jarak.
Adalah Pison Kogoya, siswa kelas 5 SD, yang diam-diam menyimpan mimpi sederhana: liburan ke Jayapura. Setahun penuh ia mengumpulkan uang receh—menitipkan harapan pada celengan Doraemon birunya. Dengan tabungan Rp1.653.000, ia ingin merasakan naik pesawat untuk pertama kali, bermain air di pantai Hamadi, meneguk kelapa muda, dan berjalan santai di tepi Danau Sentani. Namun, ketika ia melihat rumah-rumah hanyut dan anak-anak yang kehilangan tempat tinggal di Sumatera, sesuatu dalam diri bocah 11 tahun itu berubah. Mimpinya mendadak terasa kecil dibandingkan penderitaan orang lain.
“Karena Pison lihat banjir di Sumatera, maka dia berubah pikiran untuk membela tabungan celengan Doraemonnya,” demikian narasi dalam video yang diunggah akun Instagram @merawatpapua pada Rabu (3/12/2025). Video itu kini telah ditonton lebih dari dua juta kali—dan setiap detiknya membawa hangat yang sulit dijelaskan.
Dalam rekaman berdurasi hampir dua menit itu, Pison terlihat menunduk serius, menghitung lembar demi lembar uang kertas dan receh yang sudah ia kumpulkan dengan penuh harapan. Setelah selesai, ia memisahkan Rp163.000 untuk membeli kalung anjing kesayangannya. Sisanya, Rp1.500.000, ia serahkan sebagai donasi melalui platform Kitabisa.com, dibantu oleh gurunya.
Ketika gurunya memastikan, “Jadi disumbangkan?” Pison menjawab tegas, “Sumbangan untuk Sumatera yang banjir dan tidak jadi ke Jayapura.”
Di akhir video, bocah berkulit sawo matang itu tersenyum lebar, matanya berbinar, dan ia melambaikan tangan ke arah kamera. Lalu lahirlah pesan yang menembus ribuan kilometer, tetapi terasa begitu dekat:
“Untuk teman-teman yang terdampak banjir di Sumatera, semangat ya, peluk jauh dari Papua.”
Hingga Kamis malam (4/12/2025), donasi atas nama “Pison Kogoya Anak Papua untuk Sumatera” di Kitabisa telah mencapai Rp1.500.000—seluruh isi celengannya. Ratusan donatur yang tersentuh turut mengikuti jejaknya, hingga total terkumpul lebih dari Rp27 juta hanya dalam waktu kurang dari 24 jam.
Kisah Pison pun menjadi trending topic di X dengan tagar PisonUntukSumatera dan #AnakPapuaPeduli. Banyak warganet menulis: “Kalau anak kecil di pegunungan Papua saja rela bongkar celengan impiannya, kita yang dewasa malu kalau cuma scroll.”
Guru Pison, Mama Yuliana Wenda, yang merekam video tersebut, mengaku hatinya tak kuasa menahan haru. “Dia datang ke saya pagi-pagi sambil membawa celengan, bilang ‘Mama Guru, tolong kirim ini buat anak-anak di Sumatera, kasihan mereka’. Saya sampai tidak bisa bicara,” ujarnya.
Kini, kebaikan kecil dari seorang bocah di ketinggian 2.000 mdpl itu menjadi pengingat bagi seluruh negeri: bahwa empati tidak pernah terhalang gunung, laut, ataupun perbedaan. Dari sebuah celengan Doraemon biru, Indonesia kembali belajar tentang kasih yang tulus, yang menjembatani Papua hingga Sumatera.