Bencana banjir dan longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatera pada akhir November 2025 menimbulkan dampak besar terhadap perekonomian nasional, dengan total kerugian mencapai Rp68,67 triliun atau setara penurunan 0,29 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hingga Rabu sore (3/12/2025), jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 770 orang di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, sementara 463 korban masih dalam pencarian.
Menurut laporan Center of Economic and Law Studies (CELIOS), kerugian material langsung di ketiga provinsi tersebut diperkirakan mencapai Rp2,2 triliun, dengan Aceh menanggung beban tertinggi sebesar Rp2,04 triliun. Kerugian tersebut mencakup rusaknya ribuan rumah warga, hilangnya pendapatan rumah tangga, kerusakan infrastruktur vital seperti jalan dan jembatan, serta kehilangan hasil produksi pertanian akibat genangan banjir dan tanah longsor.
Tekanan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, memperkirakan bencana ini berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi nasional antara 0,08 hingga 0,12 persen pada kuartal IV 2025, mengingat tiga provinsi terdampak menyumbang 7,8 persen terhadap ekonomi Indonesia hingga kuartal III 2025.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, menilai target pertumbuhan kuartal IV yang semula diproyeksikan berada di kisaran 5,2–5,4 persen kini berpotensi turun di bawah 5,2 persen. Bahkan, menurut Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, pertumbuhan ekonomi realistisnya akan bergerak di sekitar 5 persen akibat terhentinya aktivitas ekonomi dan kerusakan infrastruktur distribusi di banyak daerah. Pemerintah sebelumnya menetapkan target pertumbuhan kuartal IV sebesar 5,6–5,7 persen.
Respons Pemerintah dan Upaya Pemulihan
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pemerintah saat ini fokus pada penanganan darurat dan pemulihan korban. “Kami terus memantau dampak bencana terhadap pertumbuhan ekonomi dan memprioritaskan respons kemanusiaan,” ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (3/12/2025).
BNPB telah menyalurkan bantuan kemanusiaan seberat 40 ton berupa makanan, minuman, dan peralatan kesehatan melalui jalur darat, laut, dan udara ke wilayah terdampak. Data BNPB per 3 Desember 2025 mencatat 3.600 rumah rusak berat, 2.100 rusak sedang, dan 4.900 rusak ringan. Selain itu, 299 jembatan rusak dan total warga terdampak mencapai 3,2 juta jiwa di 50 kabupaten.
Bencana tersebut dipicu oleh hujan ekstrem yang terjadi bersamaan dengan terbentuknya Siklon Tropis Senyar di Selat Malaka pada 26 November 2025.