JAKARTA – Satuan Reserse Narkoba Polrestro Jakarta Pusat terus melakukan upaya menanggulangi dan penindakan penyalahgunaan narkoba di lingkungan masyarakat.
Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Iverson Manosoh mengatakan cara ampuh untuk menangkal penyalahgunaan narkoba yakni dengan cara beberapa pendekatan yang dibutuhakan semua elemen mengambil peran.
“Strategi ini memadukan tiga variabel pendekatan yakni, soft power, hard power dan smart power, dengan mengerahkan semua sember daya dan potensi masyarakat,” katanya kepada wartawan di Balai media Jurnalis Jakarta Pusat (JJP), Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat. Rabu Malam.
Iverson menjelaskan dalam pendekatan soft power tidak hanya sebatas edukasi dan sosialisasi, akan tetapi, dalam pendekatan ini harus dibangun juga ketahanan dan membentengi diri dengan menanamkan nilai-nilai agama dan sosial yang kuat.
“Peranan ini harus dilakukan yang dimulai dari diri sendiri, keluarga hingga ke lingkungan kita berada,” ucapnya.
Oleh karena, Polres Metro Jakarta Pusat meluncurkan program Jumat Curhat Plus yang berbasis kesadaran ini bertujuan adanya dialog antara pihak kepolisian dengan masyarakat. Dialog ini diharapkan menjadi mitigasi terntang bahaya penyalahangunaan narkoba ataupun dapat menghindari perbuatan melawan hukum lainnya.
“Jumat Curhat + ini bertujuan agar masyarakat dapat langsung beriteraksi, berdialog polisi untuk menyampaikan keluh kesah dan aspirasinya, termasuk terkait isu narkoba,” jelasnya.
Lebih lanjut, pendekatan soft power ini juga melibatkan pelajar, guru, karang taruna serta potensi masyarakat lainnya seperti ibu-ibu Jumantik dan PKK, FKDM, Tokoh Masyarakat dan Toko Agama, dan stakeholder lainnya untuk membangun ketahanan masyarakat secara menyeluruh.
“Siswa dan sekolah dapat menjadi agen edukasi dan sosialisasi bahaya narkoba kepada teman sebaya, guru dapat berperan dalam memberikan materi pembelajaran dan pembinaan karakter kepada siswa. Karang taruna dan ibu PKK dapat membantu dalam kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat,” tuturnya
Kedua, lanjut pria asal Tahuna Sulawesi Utara itu, pendekatan hard power pun tetap dilakukan secara seimbang dan tegas terhadap bandar dan pengedar, termasuk melalui pendekatan penanganan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) untuk memiskinkan mereka.
Ketiga adalah pendekatan smart power memanfaatkan teknologi dan media untuk edukasi dan sosialisasi bahaya narkoba. Kolaborasi dan komitmen bersama yang kuat menjadi kunci utama.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih lebih banyak orang baik daripada penyalahguna narkoba, polri dan BNN tidak cukup, perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat,” ungkapnya.
“Kita harus bersatu, bergandengan tangan, dan saling bahu membahu untuk memerangi narkoba,” tutupnya.