JAKARTA – Suasana peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, menjadi momen tak terlupakan. Presiden Prabowo Subianto mencuri perhatian ribuan buruh dengan aksi spontannya melepas baju safari dan topi yang dikenakannya, lalu melemparkannya ke massa sebagai hadiah. Aksi ini langsung memanaskan suasana dan mengundang sorak sorai meriah dari para pekerja yang hadir.
Acara yang dihadiri lebih dari 200.000 buruh dari Jabodetabek, Banten, dan Jawa Barat ini menjadi panggung bagi Prabowo untuk menunjukkan kedekatannya dengan kaum buruh. Mengawali kegiatan, ia tampil dengan baju safari cokelat dan topi, lalu naik ke panggung utama untuk menyampaikan pidato. Namun, momen puncak terjadi usai orasi, ketika Prabowo dengan penuh semangat menyapa massa dari atas panggung.
“Prabowo lalu melempar topi yang dia kenakan ke arah massa. Prabowo juga melepas baju safarinya dan kemudian melemparkannya ke para buruh,” demikian momen yang terekam dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden. Aksi ini bukan hanya simbol kedekatan, tetapi juga memperlihatkan sisi humanis seorang pemimpin yang jarang terlihat di acara resmi.
Janji untuk Kaum Buruh
Selain aksi panggung yang mencuri perhatian, Prabowo juga menyampaikan sejumlah janji penting. Dalam pidatonya, ia menegaskan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan buruh, termasuk membentuk Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional dan Satgas Mitigasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Ia juga berjanji untuk mengkaji penghapusan sistem outsourcing, sebuah isu yang telah lama menjadi tuntutan pekerja.
“Saya akan bentuk segera Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional, yang akan terdiri atas semua tokoh-tokoh pimpinan buruh seluruh Indonesia,” kata Prabowo, disambut tepuk tangan riuh dari massa.
Tak hanya itu, Prabowo menyatakan dukungannya agar aktivis buruh era Orde Baru, Marsinah, diakui sebagai pahlawan nasional. “Asal seluruh pimpinan buruh mewakili kaum buruh sepakat, saya akan mendukung Marsinah jadi pahlawan nasional,” ujarnya, menunjukkan respons positif terhadap usulan serikat buruh.
Momen Bersejarah di Monas
Kehadiran Prabowo di peringatan May Day 2025 menjadi catatan sejarah tersendiri. Menurut Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, ini adalah kali pertama dalam 60 tahun seorang presiden hadir langsung di tengah massa buruh pada Hari Buruh. Acara ini juga dihadiri oleh pimpinan DPR, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, serta tokoh serikat buruh dari KSPI, KSPSI, dan KSBSI.
Selain pidato dan aksi panggung, Prabowo juga menyempatkan diri menyalami buruh yang memadati kawasan Monas. Ribuan pekerja dari berbagai daerah tampak antusias menyambut kehadiran presiden, sembari mengusung enam tuntutan utama, seperti upah layak, perlindungan pekerja, dan pengesahan RUU Perampasan Aset untuk memberantas korupsi.
Candaan yang Mengundang Tawa
Di sela pidato, Prabowo sempat melempar candaan ringan yang mengundang tawa hadirin. Ia menyinggung kesamaan nama dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. “Jadi ada Kapolri namanya Prabowo, Panglima TNI namanya Subianto, Presidennya Prabowo Subianto. Wah, ini alamat nggak diganti-ganti ini Kapolri dan Panglima,” candanya, yang langsung disambut tawa meriah.
Makna di Balik Aksi Prabowo
Aksi Prabowo melepas baju dan topi bukan sekadar gimmick. Gestur ini mencerminkan upayanya untuk terhubung secara emosional dengan buruh, yang menjadi salah satu pilar penting ekonomi Indonesia. Dengan pendekatan yang santai namun penuh makna, Prabowo berhasil menciptakan momen yang dikenang, sekaligus memperkuat pesan bahwa pemerintah hadir untuk mendengar aspirasi pekerja.
Peringatan May Day 2025 di Monas pun ditutup dengan pengamanan maksimal dari kepolisian, memastikan acara berjalan aman dan lancar. Bagi buruh, kehadiran Prabowo dan janji-janjinya menjadi angin segar, meski tantangan untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja masih menanti di depan.