JAKARTA – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bersama Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah berkolaborasi dalam menyusun buku Responsible Green Hajj, yang diharapkan menjadi panduan bagi jamaah haji Indonesia dalam melaksanakan ibadah haji secara ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Green Hajj adalah inisiatif untuk mengingatkan jamaah haji Indonesia bahwa ibadah harus dilakukan tanpa meninggalkan jejak ekologis yang merugikan,” kata Anggota BPKH, Harry Alexander, dalam acara peluncuran buku tersebut di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, pada Rabu (4/6/2025), dilansir dari Antara.
Menurut Harry, buku ini bertujuan untuk memberikan panduan yang menggabungkan aspek syariah, akidah, dan akhlak dengan praktik ramah lingkungan yang bisa diterapkan selama ibadah haji. Salah satu hal yang menjadi fokus utama adalah mengurangi penggunaan barang sekali pakai, seperti botol plastik, serta memilih oleh-oleh dengan bijak agar tidak menciptakan limbah.
Praktik Ramah Lingkungan Sejak Keberangkatan
Buku ini juga mendorong perubahan sejak tahap keberangkatan jamaah dari tanah air, seperti dengan membawa perlengkapan ibadah yang ramah lingkungan. Salah satu yang juga menjadi perhatian adalah konsumsi air selama ibadah di Arab Saudi. BPKH akan mengedukasi jamaah tentang cara mandi yang lebih hemat air menggunakan shower dan mengoptimalkan penggunaan air untuk berwudu melalui semprotan kecil.
“Panduan ini akan diterbitkan dalam tiga bahasa, yakni Indonesia, Inggris, dan Arab, untuk memperluas dampaknya di tingkat internasional. Kami juga berharap ini dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pelopor diplomasi haji yang berwawasan lingkungan,” ujar Harry, menambahkan bahwa Green Hajj bukan hanya sekadar praktik ibadah, melainkan bagian dari upaya menjaga bumi sebagai amanah.
Menarik Minat Generasi Muda
BPKH juga berencana untuk menarik perhatian generasi muda, terutama Gen Z, yang memiliki kepedulian tinggi terhadap isu lingkungan dan spiritualitas. Untuk mendukung hal ini, BPKH telah meluncurkan aplikasi mobile yang mendigitalisasi layanan haji dan menjangkau segmen muda. “Haji bukan hanya urusan orang tua atau pensiunan. Kami ingin menjadikan haji relevan dan membanggakan bagi generasi masa kini,” kata Harry.
Memperkenalkan Etika Konsumsi Berkelanjutan
Sementara itu, Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, Azrul Tanjung, menambahkan bahwa buku ini juga akan memuat panduan praktis untuk mengurangi penggunaan plastik, mengelola sampah selama ibadah, serta etika konsumsi yang berkelanjutan. Azrul juga mengingatkan, “Indonesia adalah negara pengirim jamaah haji terbesar di dunia, dengan lebih dari 17.000 ton sampah yang dihasilkan dari kegiatan haji setiap tahunnya.”
“Buku panduan ini menjadi kontribusi nyata Muhammadiyah dalam mengarusutamakan praktik ibadah yang peduli terhadap bumi,” tambahnya.
Melalui Responsible Green Hajj, kedua lembaga ini berharap dapat memberikan teladan bagi jamaah haji Indonesia dan dunia, serta mendorong praktik ibadah yang lebih berkelanjutan di masa depan.




