JAKARTA – Pasca-kericuhan di sekitar Markas Komando (Mako) Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang, Jakarta Pusat, Satuan Brimob menggelar kegiatan trauma healing untuk memulihkan semangat anggota dan mempererat hubungan dengan masyarakat.
Kegiatan ini menjadi respons atas situasi tegang akibat demonstrasi yang dipicu kematian pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, pada 28 Agustus 2025.
Trauma healing digelar pada Selasa (2/9/2025) di Mako Brimob Kwitang, dipimpin langsung oleh Komandan Satuan Brimob Polda Metro Jaya, Kombes Henik Maryanto. Acara ini melibatkan personel Brimob dan warga sekitar, dengan fokus pada penyembuhan psikologis dan penguatan solidaritas pasca-aksi unjuk rasa yang berujung ricuh.
“Jangan sampai trauma menghantui kita. Kita harus bangkit dan tetap melayani masyarakat. Itulah semangat Brimob,” ujar Kombes Henik Maryanto, sebagaimana dikutip dari detikcom, Selasa (2/9/2025).
Upaya Pemulihan dan Dukungan Psikologis
Kegiatan ini melibatkan sesi konseling kelompok yang diisi oleh psikolog profesional, bertujuan membantu anggota Brimob mengatasi tekanan psikologis akibat menghadapi aksi massa selama beberapa hari.
Selain itu, Satbrimob juga menggelar bakti sosial dengan membagikan 2,5 ton beras dan 500 karton mi instan kepada warga di wilayah RW 04, RW 06, dan RW 07 Kelurahan Kwitang. Bantuan ini diserahkan secara simbolis kepada Lurah Kwitang dan perwakilan ketua RW.
Henik menegaskan, kegiatan ini bukan hanya untuk memulihkan semangat anggota Brimob, tetapi juga untuk menunjukkan komitmen kepolisian dalam menjaga hubungan harmonis dengan masyarakat.
“Sekaligus upaya memperkuat ikatan kebersamaan demi terciptanya situasi yang aman dan kondusif,” kata Henik.
Latar Belakang Kerusuhan
Kerusuhan di sekitar Mako Brimob dipicu oleh insiden tragis pada 28 Agustus 2025, ketika seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat aksi demonstrasi di Pejompongan, Jakarta.
Insiden ini memicu kemarahan publik, yang berujung pada aksi unjuk rasa di depan Mako Brimob selama beberapa hari.
Massa melempar batu, petasan, hingga molotov, menyebabkan kebakaran di gerbang Mako dan pos polisi di kolong flyover Senen.
Menanggapi insiden tersebut, tujuh anggota Brimob yang berada di dalam rantis saat kejadian telah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan di Mabes Polri.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga telah menyampaikan permintaan maaf dan komitmen untuk mengusut tuntas kasus ini secara transparan.
Langkah Menuju Rekonsiliasi
Selain trauma healing, Brimob Polda Metro Jaya juga menggelar aksi damai bersama komunitas ojek online pada hari yang sama.
Dalam aksi tersebut, personel Brimob dan pengemudi ojol saling bersalaman dan berpelukan sebagai simbol perdamaian.
Henik menyebut gestur ini mencerminkan eratnya hubungan antara aparat keamanan dan masyarakat.“Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas sikap damai para pengemudi ojol. Pelukan, salam, dan bunga yang diberikan menjadi pesan persatuan bahwa Brimob dan masyarakat adalah sahabat yang selalu bersama menjaga kedamaian,” ujar Henik.
Hingga Selasa malam, situasi di sekitar Mako Brimob Kwitang telah kondusif. Jalanan yang sebelumnya ditutup akibat demonstrasi kini kembali dibuka, dan aktivitas masyarakat berjalan normal. Patroli skala besar bersama TNI juga terus dilakukan untuk memastikan keamanan di wilayah tersebut.
Kegiatan trauma healing dan bakti sosial ini menjadi langkah nyata Brimob Polda Metro Jaya dalam merespons krisis dengan pendekatan humanis, sekaligus memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.




