ACEH – Bupati Aceh Selatan Mirwan MS menyampaikan permohonan maaf kepada publik atas keputusannya berangkat umrah tanpa izin ketika banjir bandang melanda wilayahnya. Langkah tersebut menuai kecaman nasional dan memicu proses pemeriksaan oleh Kementerian Dalam Negeri.
“Dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan, keresahan, dan kekecewaan banyak pihak,” ujar Mirwan.
Ia secara khusus meminta maaf kepada Presiden Prabowo Subianto, Mendagri Tito Karnavian, Gubernur Aceh Muzakir Manaf, serta seluruh masyarakat Aceh.
Kontroversi bermula ketika Mirwan tetap berangkat umrah pada 2 Desember, hanya lima hari setelah menetapkan surat pernyataan tidak sanggup menangani darurat banjir dan longsor. Padahal izin kepergian yang ia ajukan telah ditolak gubernur dan telah ada imbauan dari Kemendagri agar kepala daerah tidak meninggalkan wilayah saat status darurat.
Kepergian itu memicu kemarahan publik lantaran ribuan warga masih mengungsi, puluhan meninggal, dan infrastruktur rusak parah di Bakongan Raya, Trumon Raya, dan sejumlah kecamatan lain. Tagar #CopotBupatiUmrah bahkan menduduki tren media sosial.
Presiden Prabowo menyebut tindakan Mirwan sebagai “lari dari tugas” dan memerintahkan Mendagri memproses pencopotannya. Inspektorat Khusus Kemendagri kini memeriksa Mirwan setibanya di tanah air.
Mirwan berjanji akan meningkatkan kinerjanya setelah polemik tersebut. Ia menegaskan komitmennya untuk memperbaiki pelayanan publik serta menjalankan tugas-tugas pemerintahan secara lebih sigap
“Kami akan terus bekerja keras memulihkan kepercayaan publik dan memastikan kejadian serupa tidak terulang,” katanya.
Hingga kini, pemeriksaan Kemendagri masih berlangsung. Sementara upaya pemulihan di Aceh Selatan terus berjalan dengan dukungan anggaran pusat untuk rehabilitasi infrastruktur yang terdampak banjir bandang.