JAKARTA – Ketika banyak pelatih muda tergoda dengan tawaran dari klub-klub besar Eropa, Cesc Fabregas justru memilih bertahan di Como 1907, klub Serie A Liga Italia yang kini tengah ia poles menjadi tim kejutan.
Keputusan ini diungkap oleh jurnalis kenamaan Fabrizio Romano, yang menyebut bahwa Fabregas telah menyepakati kelanjutan kariernya sebagai pelatih kepala klub asal Italia utara itu.
Dalam unggahan di akun X-nya, Romano menyebutkan, “Cesc Fabregas diperkirakan bertahan dan terus melatih di Como musim depan.”
Meski AC Milan dan RB Leipzig dikabarkan menaruh minat, sang pelatih berusia 37 tahun itu lebih memilih melanjutkan misi jangka panjangnya bersama klub milik Hartono Bersaudara dari Indonesia.
Sejak memimpin Como promosi ke kasta tertinggi Liga Italia tahun lalu, Fabregas sukses membawa timnya tampil kompetitif di Serie A.
Saat ini, Como bercokol di posisi ke-13 klasemen sementara dengan koleksi 39 poin, dan baru saja menorehkan tiga kemenangan beruntun. Catatan ini kian memperkuat daya tarik sang pelatih di mata klub-klub papan atas.
Konsistensi Como musim ini tak hanya membungkam para pengkritik, tetapi juga menjadi bukti keseriusan Fabregas dalam membangun proyek jangka panjang di tim tersebut.
Bahkan, sejumlah laporan menyebut Fabregas telah menyusun daftar nama pemain incaran untuk musim depan, menandai komitmennya dalam memperkuat skuad secara strategis.
Sebelumnya, nama Fabregas santer disebut sebagai kandidat potensial untuk kursi pelatih AC Milan, meski masih berada di belakang nama-nama besar seperti Antonio Conte dan Massimiliano Allegri.
Namun, Fabregas tampaknya tak tergoda pada gemerlap nama besar. Ia memilih kesetiaan dan keberlanjutan proyek yang tengah ia bangun dari nol.
Fabregas Buktikan Kapasitas
Langkah berani Fabregas ini tak hanya menginspirasi pelatih muda lainnya, tapi juga mencerminkan filosofi kepemimpinan modern: membangun tim dengan visi jangka panjang.
Ia bukan hanya pelatih, tapi juga arsitek masa depan Como. Dengan terus melatih di klub yang sedang naik daun ini, Fabregas menegaskan bahwa loyalitas dan ambisi bisa berjalan beriringan.***