JAKARTA – Cuaca ekstrem kembali mengguncang Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan dua kejadian bencana akibat hujan lebat dan angin kencang yang menerjang Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, dalam sepekan terakhir, hingga Sabtu (4/10/2025). Tim gabungan langsung bergerak menangani dampak, mulai dari evakuasi hingga penyaluran bantuan.
Hujan dan Angin Kencang Hantam Blora
Pada Kamis (2/10/2025), hujan deras disertai angin kencang melanda Kecamatan Kradenan, Desa Getas, Kabupaten Blora. Bencana ini menyebabkan kerusakan material dan korban luka. Data sementara BNPB mencatat, enam kepala keluarga (KK) terdampak, dengan enam unit rumah rusak. Satu warga dilaporkan luka dan telah dirawat di RS Randublatung.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk TRC BPBD, Camat Kradenan, Polsek Kradenan, Koramil Kradenan, Satpol PP, PMI, PLN Randublatung, serta perangkat Desa Getas dan warga setempat.
“Hingga kini, upaya penanganan masih terus dilakukan oleh tim gabungan bersama masyarakat setempat,” ungkap laporan resmi BNPB. Pendataan dampak dan kebutuhan warga masih berlangsung untuk memastikan penanganan tepat sasaran.
Belu Alami Dampak Serupa
Sebelumnya, pada Minggu (28/9/2025), cuaca ekstrem juga melanda Kecamatan Tasifeto, Kabupaten Belu, khususnya Desa Naekasa dan Desa Persiapan Raidikur. Sebanyak 18 KK atau 72 jiwa terdampak, dengan rincian dua KK (delapan jiwa) di Naekasa dan 16 KK (64 jiwa) di Raidikur. Sebanyak 17 rumah mengalami kerusakan ringan, tanpa laporan korban jiwa.
BPBD Belu bersama aparat desa dan warga langsung melakukan pembersihan pohon tumbang serta pendataan kerusakan. Bantuan logistik telah disalurkan untuk meringankan beban korban.
“Hingga kondisi terkini, tim BPBD bersama warga setempat masih terus melakukan pembersihan rumah dan ranting pohon yang tumbang,” lapor BNPB. Situasi di Belu mulai berangsur pulih, namun kebutuhan pemulihan masih mendesak.
Imbauan BNPB: Waspada Musim Hujan
BNPB mengimbau masyarakat di wilayah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi musim hujan.
“Warga diimbau segera mencari tempat aman ketika terjadi cuaca buruk, menghindari area rawan pohon tumbang, serta menjaga kebersihan saluran air agar tidak tersumbat,” tegas BNPB.
Pemerintah daerah juga didorong untuk memperkuat langkah pencegahan, seperti pemangkasan pohon berisiko, pembersihan lingkungan, dan optimalisasi sistem peringatan dini.
Partisipasi aktif masyarakat disebut krusial untuk mengurangi risiko bencana dan mempercepat pemulihan.
“Langkah pencegahan dan kesiapsiagaan bersama adalah kunci menekan dampak cuaca ekstrem,” tutup Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.




