JAKARTA – Daging dikenal sebagai sumber protein hewani penting karena mengandung asam amino esensial, zat besi, zinc, dan vitamin B kompleks. Nutrisi tersebut berperan dalam pembentukan otot, hormon, serta sel darah.
Jenis daging merah, khususnya kambing, diyakini memiliki kadar lemak jenuh lebih tinggi dibandingkan daging putih seperti ayam atau ikan. Lemak jenuh sering dikaitkan dengan pemicu hipertensi dan peningkatan kolesterol bila dikonsumsi berlebihan.
Meski demikian, anggapan bahwa daging kambing langsung menyebabkan darah tinggi tidak sepenuhnya benar. Selama dikonsumsi dalam jumlah wajar dan diolah dengan cara sehat, daging kambing tetap memberi manfaat. Dikutip dari Halodoc, kandungan kolesterol daging kambing justru relatif lebih rendah dibandingkan daging sapi maupun ayam.
Menurut KlikDokter, masalah muncul bila pengolahan dilakukan dengan cara tidak sehat, seperti digoreng dengan banyak minyak atau dimasak menggunakan santan dan bumbu tinggi garam. Selain itu, memasak daging kambing di atas suhu 250° celcius dapat merusak kandungan nutrisinya. Teknik mengukus atau merebus dinilai lebih aman untuk menjaga kualitas gizi.
Gejala yang mungkin timbul setelah konsumsi berlebihan antara lain pusing, sakit kepala, leher kaku, jantung berdebar, pandangan kabur, hingga nyeri dada. Kondisi ini menandakan tekanan darah atau kolesterol meningkat.
Untuk mengatasinya, pola hidup sehat menjadi langkah utama: mencukupi gizi harian, rutin berolahraga, berhenti merokok, dan menghindari alkohol. Namun, bila hipertensi sudah terjadi, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan obat antihipertensi sesuai kebutuhan.