JAKARTA – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Budi Frensidy, menegaskan bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) harus segera menunjukkan kinerja yang optimal guna membangun dan meningkatkan kepercayaan investor.
Keberhasilan Danantara sebagai sovereign wealth fund (SWF) baru milik pemerintah Indonesia akan sangat ditentukan oleh kinerja para pengurusnya dalam beberapa bulan ke depan.
“Tunjukkan hasil kerja mereka (pengurus Danantara) dalam beberapa bulan ke depan untuk membangun kepercayaan investor,” ujar Budi Frensidy dikutip dari ANTARA, Selasa (25/3/2025).
Menurutnya, kepercayaan investor terhadap chief officer Danantara menjadi faktor utama yang akan menentukan kesuksesan lembaga tersebut.
Sejak diluncurkan pada 24 Februari 2025, Danantara memiliki tugas strategis dalam mengelola investasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Oleh karena itu, ekspektasi terhadap pengurus Danantara sangat tinggi, terutama dalam membuktikan kapasitas mereka dalam mengelola investasi secara transparan dan profesional.
Struktur Pengurus
Pada acara Meet The Team Danantara Indonesia yang digelar di Jakarta, Senin (24/3), Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, mengumumkan jajaran lengkap pengurus Danantara.
Susunan kepemimpinan ini mencakup Dewan Penasihat hingga Managing Directors yang terdiri dari berbagai tokoh ekonomi nasional dan internasional.
Dewan Penasihat Danantara diisi oleh figur-figur berpengaruh di bidang ekonomi global, antara lain:
- Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates, hedge fund terbesar di dunia yang terkenal dengan pendekatan investasi berbasis analisis makroekonomi.
- Jeffrey Sachs, penasihat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam bidang pembangunan global dan pengentasan kemiskinan.
- Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri Thailand ke-23 yang berhasil meningkatkan PDB Thailand hampir 45 persen dalam lima tahun kepemimpinannya. Ia juga pernah menjadi Penasihat Ekonomi Kamboja serta penasihat pribadi Perdana Menteri Malaysia ke-10, Anwar Ibrahim.
Sementara itu, jajaran Managing Directors Danantara terdiri dari para profesional ekonomi dengan latar belakang institusi terkemuka, antara lain:
- Kementerian BUMN
- Indonesia Investment Authority (INA)
- Bank Mandiri
- Vale Indonesia
- Telkom Indonesia
- Bester & Co
- Bank Dunia (World Bank)
- International Finance Corporation (IFC)
Tantangan
Sebagai entitas baru dalam pengelolaan investasi nasional, Danantara menghadapi berbagai tantangan, termasuk bagaimana menarik minat investor asing dan domestik.
Kredibilitas dan rekam jejak para pengurusnya akan menjadi faktor kunci dalam menarik dana investasi besar.
Oleh karena itu, transparansi, tata kelola yang baik, serta kebijakan investasi yang strategis menjadi hal yang harus diprioritaskan.
Budi Frensidy menekankan bahwa pengurus Danantara harus segera membuktikan kemampuan mereka dalam menciptakan peluang investasi yang menguntungkan serta menjalankan tata kelola yang dapat dipercaya oleh investor.
“Yang utama adalah kepercayaan investor terhadap para chief officer karena merekalah yang akan paling menentukan kesuksesan Danantara,” tutupnya.***