JAKARTA – PT Rekayasa Industri (Rekind) meresmikan beroperasinya Mosaik Kopi, sebuah gerai kopi kekinian yang pelayanannya melibatkan langsung siswa-siswi luar biasa dari Sekolah Insan Anugerah, sekolah khusus bagi anak-anak Down Syndrome.
Sekilas, langkah ini mungkin terlihat sederhana. Namun di baliknya, Rekind sebagai satu-satunya perusahaan EPC (Engineering, Procurement and Construction) industrial process milik negara, ingin menegaskan komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan inklusivitas, sebagai salah satu bentuk nyata pengabdiannya untuk bangsa.
Mengusung semangat keberlanjutan dalam pilar sosial ESG (Environment, Social, Governance), Mosaik Kopi menjadi bentuk nyata pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Rekind.
“Lewat Mosaik Kopi, kami ingin menghadirkan ruang yang inklusif, tempat di mana semua orang, tanpa terkecuali, punya kesempatan untuk tumbuh, berkarya, dan dihargai,” demikian disampaikan Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih, di hadapan jajaran pejabat struktural, pimpinan Anak Perusahaan Rekind, serta perwakilan dari Sekolah Insan Anugerah yang hadir dalam peresmian tersebut
Yang membuat Mosaik Kopi begitu istimewa adalah siapa yang berada di balik meja pelayanannya. Para baristanya adalah siswa-siswi dari Sekolah Insan Anugerah yang menjalankan tugas dengan sepenuh hati dan sesuai kemampuan mereka masing-masing. Setiap hari, para siswa bergantian bertugas, didampingi oleh satu guru dan satu master coffee, demi menjamin kualitas pelayanan dan pembelajaran.
Tapi yang jelas, keberadaan mereka bukan hanya untuk menyajikan kopi. Mereka adalah pembawa pesan, keterbatasan fisik atau intelektual bukanlah akhir dari mimpi, melainkan bagian dari perjalanan untuk mencapai tujuan.
“Mereka bukan sekadar penyaji kopi, tetapi simbol bahwa setiap manusia memiliki potensi yang patut dihargai. Mereka adalah inspirasi,” jelas VP TJSL Rekind, Herman Susatyo.
Tak hanya berhenti pada pemberdayaan, Mosaik Kopi juga menjadi unit bisnis dari sekolah Insan Anugerah. Seluruh keuntungan akan dialokasikan langsung untuk pengembangan sekolah dan fasilitas belajar mereka. Hal ini dilakukan agar semangat belajar dan berkarya para siswa terus menyala tanpa hambatan biaya.
“Kami ingin gerai ini menjadi ruang belajar, ruang tumbuh, sekaligus sumber keberlangsungan pendidikan bagi mereka. Satu cangkir kopi yang kita beli, adalah satu langkah untuk masa depan mereka,” tambah Herman.
Mosaik Kopi adalah pengingat, empati atau rasa kemanusiaan bisa dimulai dari hal sederhana seperti halnya menyeduh dan menikmati kopi. Dampaknya bisa begitu luas, bahkan menyentuh kehidupan anak-anak yang selama ini kerap berada di pinggiran perhatian sosial.
“Di Rekind, kami tidak hanya membangun proyek strategis untuk bangsa. Kami juga membangun harapan, memanusiakan sesama, dan memberi makna bagi kehidupan,” tutup Triyani dengan penuh haru.
Kini, Mosaik Kopi bukan hanya tempat menikmati kopi, tapi juga menjadi ruang perjumpaan bagi solidaritas, penghargaan, dan cinta tanpa syarat. Sebuah gerakan kecil dari perusahaan besar yang memberi dampak besar untuk masa depan anak-anak istimewa Indonesia




