Kinerja APBN per Mei 2025 kembali mencatat defisit sebesar Rp 21 triliun, setelah sebelumnya sempat surplus di April. Meski begitu, angka defisit ini lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Pemerintah memastikan kondisi ini masih sesuai dengan target tahunan, yaitu Rp 616,2 triliun atau 2,53 persen dari PDB.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, defisit ini merupakan bentuk strategi counter cyclical dari pemerintah, guna menjaga daya tahan ekonomi dan melindungi pendapatan masyarakat di tengah tekanan global. Sementara itu, belanja negara tumbuh cukup tinggi hingga mencapai Rp 1.016,3 triliun. Kabar baiknya, APBN masih mencatatkan surplus keseimbangan primer sebesar Rp 192,1 triliun lebih besar dari tahun lalu.
Dengan kata lain, meski ada tekanan, APBN tetap dijaga agar responsif dan adaptif demi keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional.
Laporan Tim Garuda.
Caption | Admin: Filda