JAKARTA – Insiden tragis pengeroyokan dua debt collector atau mata elang (matel) berinisial MET dan NAT di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, bermula dari penghentian kendaraan yang ternyata dikendarai oleh seorang anggota kepolisian. Peristiwa tersebut kemudian memicu aksi kekerasan yang berujung pada tewasnya kedua korban.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan bahwa penghentian kendaraan oleh kedua debt collector menjadi pemicu utama insiden tersebut.
“Terkait peristiwa ketika kedua debt collector memberhentikan kendaraan, kendaraan tersebut memang digunakan oleh anggota polisi,” kata Brigjen Trunoyudo, Sabtu, 13 Desember 2025.
Berdasarkan fakta tersebut, enam anggota Satuan Pelayanan Masyarakat (Yanma) Mabes Polri diketahui turut membantu pengendara motor yang dicegat. Trunoyudo membenarkan bahwa hal ini menjadi latar belakang terjadinya pengeroyokan brutal terhadap MET dan NAT hingga menyebabkan keduanya meninggal dunia.
“Sehingga inilah yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa tersebut,” ujarnya.
Polisi telah menetapkan keenam anggota Yanma Mabes Polri tersebut sebagai tersangka atas dugaan pengeroyokan yang mengakibatkan hilangnya nyawa dua orang. Penyidik terus mengembangkan kasus ini guna memastikan proses hukum berjalan secara transparan dan adil.
Peristiwa di Kalibata ini menjadi sorotan publik karena melibatkan oknum aparat penegak hukum dan memicu kerusuhan lanjutan di lokasi kejadian. Polri menegaskan komitmennya untuk menindak tegas para pelaku tanpa pandang bulu.