Pembalap Jepang Yuki Tsunoda menegaskan tekadnya untuk tetap bertahan di Formula 1 meskipun kehilangan kursi di tim utama Red Bull mulai musim 2026. Pengumuman mengejutkan dari Red Bull awal pekan ini mengonfirmasi Isack Hadjar sebagai rekan setim Max Verstappen musim depan, meninggalkan Tsunoda kembali ke peran test dan reserve driver.
Meski keputusan ini datang terlambat di akhir musim, Tsunoda tak mau patah semangat. Dalam pesan emosional di media sosialnya, ia menulis, “Saya belum selesai,” menandakan api perjuangannya masih menyala terang di tengah kekecewaan besar.
Karier Tsunoda di F1 dimulai dengan penuh gejolak pada 2021 bersama AlphaTauri (kini Racing Bulls), tim saudari Red Bull. Musim rookie-nya dipenuhi insiden, tapi ia berhasil mempertahankan kursi untuk 2022.
Sejak itu, Tsunoda menjadi patokan performa bagi Red Bull, mengalahkan Nyck de Vries dan Daniel Ricciardo secara konsisten. Bahkan Liam Lawson, yang sempat menggantikannya sementara, kalah saing. Pada 2024, Tsunoda jadi pembalap terbaik Red Bull di luar Verstappen, mencetak 30 poin dari 46 poin tim Racing Bulls. Prestasi ini membawanya promosi ke Red Bull utama setelah hanya dua balapan di 2025, menggantikan Lawson yang kesulitan beradaptasi.
Namun, adaptasi Tsunoda di Red Bull tak berjalan mulus. Seperti pendahulunya—termasuk Sergio Pérez, Alex Albon, dan Pierre Gasly—ia kesulitan mengejar kecepatan Verstappen.
Hingga GP Abu Dhabi akhir pekan ini, Tsunoda hanya mengumpulkan 33 poin di posisi ke-15, sementara Verstappen masih berebut gelar juara dunia dengan Lando Norris dan Oscar Piastri.
Meski demikian, Tsunoda menunjukkan kemajuan akhir-akhir ini, terutama setelah mendapat upgrade mesin yang setara. “Saya sudah matang sebagai pembalap lengkap, cepat di satu lap dan punya strategi balap yang solid,” puji Team Principal Red Bull, Laurent Mekies, dalam pernyataan resmi.
Pengumuman line-up 2026 Red Bull dan Racing Bulls datang seperti petir di siang bolong. Hadjar, rookie 21 tahun asal Prancis, naik ke Red Bull setelah musim debut impresif di Racing Bulls: podium pertama di GP Belanda, 51 poin, dan unggul head-to-head atas Lawson (12-8 di GP reguler).
Sementara itu, Arvid Lindblad, junior Red Bull berusia 18 tahun asal Inggris-Swedia, debut di Racing Bulls bersama Lawson yang dipertahankan. Keputusan ini menutup pintu promosi Tsunoda, yang terlambat bernegosiasi dengan tim lain seperti Alpine atau Cadillac—keduanya sudah mengonfirmasi line-up lebih awal.
Dalam postingan Instagram dan X-nya, Tsunoda berbagi perasaan jujur: “Mengetahui saya tak punya kursi balap di 2026 sangat berat, tapi saya bertekad bekerja lebih keras sebagai test dan reserve driver Red Bull. Saya akan berkembang bersama tim dan membuktikan saya layak kembali ke grid. Hidup penuh rintangan, ini rintanganku—tapi tak akan menghentikanku jadi pembalap F1 terbaik.”
Pesan ini langsung disambut dukungan dari fans Jepang dan rekan seperti Alex Albon, yang menyebut Tsunoda “sangat berbakat” dan pantas dapat kursi F1.
Kepergian Tsunoda dari grid juga berarti F1 kehilangan satu-satunya pembalap Jepang untuk 2026, sebuah kerugian bagi pasar Asia. Namun, peran reserve-nya memungkinkan ia tetap standby untuk empat pembalap Red Bull jika ada cedera.
“Yuki sudah tujuh tahun di keluarga Red Bull, dan saya senang bekerja dengannya,” kata Mekies. Bagi Hadjar, ini kesempatan seumur hidup: “Saya bersyukur atas kepercayaan Red Bull. Setelah kerja keras sejak junior, ini hadiah terbesar.”
Di tengah kontroversi line-up Red Bull yang kerap “memakan” pembalap kedua, Tsunoda jadi korban keenam sejak Daniel Ricciardo cabut 2018. GP Abu Dhabi akhir pekan ini jadi balapan terakhirnya di Red Bull—dan mungkin grid F1 untuk sementara. Tapi dengan semangat “belum selesai”, Tsunoda buktikan bahwa kegagalan hanyalah pit stop sementara menuju comeback legendaris.