JAKARTA – Bekas kapal perang Indonesia KRI Teluk Bone-511 yang saat ini telah berada tepat di depan pantai pauh, kota pariaman. Eks Kapal perang itu tiba di kota Pariaman di serah terimakan oleh PT Nusindo Marine Service (NMS) kepada Pemerintah Kota Pariaman.
Proses serah terima dilakukan di tanggal yang sama dengan kedatangan KRI Teluk Bone,yaitu tanggal 28 September 2023 di Pantai Pauh. Nantinya akan difungsikan sebagai museum bahari yang di tempatkan di Kota Pariaman.
Eks kapal perang KRI Teluk Bone-511 yang merupakan hibah pemerintah pusat kepada pemerintah kota Pariaman, Sumatera Barat, akhirnya tiba di perairan Pariaman pada 28 September 2023 lalu setelah melakukan perjalanan selama kurang lebih 1 bulan lamanya sejak di berangkatkan dari Surabaya, Jawa Timur.
Proses serah terima dilakukan oleh kepala dinas perhubungan kota Pariaman, Afwandi, menerima langsung dokumen serah terima KRI Teluk Bone-511 dari pihak PT Nusindo Marine Service yang langsung di wakilkan oleh komisaris utamanya, Sukarman dengan di saksikan oleh kepala inspektorat pemerintah kota Pariaman, Alfian Harun.
“Jadi bertepatan dengan hari maulid nabi kemarin,yaitu 28 september kami selaku pihak yang dipercaya oleh pemerintah kota Pariaman untuk menarik KRI Teluk Bone-511 menuju kota Pariaman,telah resmi melakukan serah terima unit eks kapal perang KRI Teluk Bone-511 kepada Pemerintah kota Pariaman,” ujar komisaris utama PT Nusindo Marine Service, Sukarman, Sabtu (7/10/2023) dalam keterangannya.
KRI Teluk Bone-511 yang merupakan kapal perang berjenis LST atau landing ship tank menempuh perjalanan selama kurang lebih satu bulan lamanya hingga tiba di perairan kota Pariaman.
Dalam perjalanannya,eks kapal perang buatan Amerika Serikat ini berlayar dari armada militer Surabaya hingga kota Pariaman dengan di tarik oleh Tag Boat (TB) Patmawati V yang di siapkan oleh PT NMS selaku perusahaan salvage yang di tunjuk pemerintah kota Pariaman.
“Dalam proses penarikan kapal dari Armada militer Surabaya menuju kota pariaman dilakukan dengan menggunakan kapal TB Patmawati V.Selama kurang lebih 1 bulan lama nya KRI Teluk Bone di tarik melintasi wilayah perairan Jakarta,Cilegon,Bengkulu hingga akhirnya tiba di perairan Pariaman” tambah Sukarman.
Genius Umar,selalu walikota pariaman mengaku lega dan senang akhirnya eks kapal perang KRI Teluk Bone-511 yang di hibahkan oleh Negara bisa tiba di perairan Pariaman dan saat ini sedang di tambatkan tepat di depan pantai pauh dan di sambut oleh antusias warga kota Pariaman.
“Kami bersyukur akhirnya kapal perang KRI Teluk Bone bisa tiba dengan kondisi aman di Kota Pariaman setelah menempuh perjalanan panjang dari Surabaya dengan cara di tarik oleh kapal khusus yang di siapkan oleh PT.NMS, yaitu kapal TB Patmawati V,” ucap Genius.
Untuk selanjutnya kapal bersejarah ini untuk sementara akan berada di perairan Pariaman atau didepan pantai Pauh sebelum nantinya akan di tarik menuju daratan untuk dengan bantuan dari PT Nusindo Marine Service.
Namun proses penarikan KRI Teluk Bone ke daratan untuk saat ini belum bisa dilakukan dan masih menunggu waktu yang tepat, karena kondisi cuaca dan kondisi air di perairan Pariaman yang belum mendukung.
“Nanti kapal ini untuk sementara akan berada di depan pantai pauh sebelum akan disandarkan di daratan atau ke lokasi yang di siapkan Pemkot pariaman untuk di jadikan museum bahari dengan di bantu pihak PT.NMS. Namun untuk saat ini kondisi air di perairan Pariaman sedang surut atau dalam kondisi dangkal sehingga proses penarikan harus menunggu kondisi air di perairan Pariaman pasang,” tambah Walikota Pariaman,Genius Umar.
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Bone 511 yang sudah bersandar di pantai Pariaman nantinya akan dijadikan destinasi wisata baru di kota Pariaman,yaitu menjadi Museum Bahari.
Saat ini, bekas Kapal Perang yang mempunyai panjang 100 meter dan lebar 15 meter ini telah tiba di perairan Kota Pariaman, tepatnya di depan Pantai Pauh.
“Keberadaan eks KRI Teluk Bone 511 di Kota Pariaman kian menegaskan Kota Pariaman adalah Kota Maritim dan satu-satunya di Indonesia yang mempunyai eks Kapal Perang yang akan kita jadikan museum bahari, sebagai edukasi bagi generasi yang akan dating,” ungkap Wali Kota Pariaman, Genius Umar.
Ia menjelaskan alasan dari penarikan ini adalah adanya perencanaan untuk menjadikan kapal ini sebagai Museum Bahari dan dirinya berharap di menjelang akhir jabatannya ini kehadiran KRI Teluk Bone-511 mampu meningkatkan wisata di Pariaman sebagai Kota Maritim yang juga memiliki sejarah sebagai Pangkalan Besar Angkatan Laut Republik Indonesia.
“Di jelang akhir jabatan saya ini,kedatangan Kapal KRI Teluk Bone 511 yang memiliki panjang 100 meter dan lebar 15 meter ini saya persembahkan untuk masyarakat kota Pariaman,dan di harapkan akan bisa menjadi museum bahari sesuai yang di rencanakan sehingga menjadi daya tarik baru bagi pariwisata Kota Pariaman sehingga menimbulkan manfaat bagi Kota Pariaman yang mana dulunya merupakan Kota Maritim yang ada di Indonesia,” terang Genius Umar.
Genius menambahkan, Kota Pariaman memiliki sejarah terkait Angkatan Laut (AL). Diketahui bahwa pada tahun 1946, kota yang terletak di Pesisir Pantai Sumatera Barat ini telah menjadi Markas Komando Tentara Kemanan Rakyat (TKR) Laut Sumatera Tengah, yang dikenal sebagai Markas AL Pangkalan Besar Pariaman.
“Kota Pariaman dulunya mempunyai sejarah panjang sebagai pangkalan Angkatan Laut di Sumatera kala itu, dan diujung muaro Pariaman, telah kita bangun Monumen TNI AL, dengan ditambah dengan adanya KRI Teluk Bone 511 yang akan kita jadikan museum ini, semakin menguatkan bahwa Kota Pariaman, merupakan sebagai Kota Maritim di indonesia, dan hal ini dapat sebagai wisata sejarah dan dapat kita lestarikan kepada generasi selanjutnya,” tuturnya.
KRI Teluk Bone-511 merupakan kapal perang tni angkatan laut dengan jenis LST atau landing ship tank. Kapal ini dahulunya merupakan kapal perang amerika serikat, USS Iredell Country atau LST-839 dan sempat di gunakan sebagai armada perang tentara amerika di beberapa medan perang, salah satunya perang dunia ke-2.
Selain itu, kapal ini juga telah memperoleh beberapa penghargaan di antaranya satu battle star selama perang dunia ke-2 serta sembilan campaign star atas perannya di perang Vietnam.
Pada juli 1970 barulah kapal perang ini di serahkan kepada pemerintah indonesia,dan pada 12 desember 1970 kapal ini memperkuat jajaran armada tni-al dengan nama kri teluk bone-511 dengan komandan pertama mayor laut(p) MH Poerbosisworo.
Semasa menjadi armada TNI-AL, kri teluk bone-511 telah di turunkan ke beberapa operasi militer, seperti operasi Dwikora, operasi seroja Timor-Timur dan juga di turunkan dalam operasi penanggulangan bencana alam di Nias dan tsunami Aceh setelah akhirnya di pensiunkan pada 15 Agustus 2019.