Malam yang penuh emosi dan drama di panggung Miss Universe 2025 telah berakhir dengan kemenangan gemilang bagi Fátima Bosch dari Meksiko. Sebagai Miss Mexico 2025, Bosch berhasil merebut mahkota prestisius tersebut, mengalahkan puluhan kontestan dari seluruh dunia dalam edisi ke-74 kontes kecantikan terbesar ini.
Kemenangannya tidak hanya menandai kembalinya kejayaan Meksiko setelah beberapa tahun absen, tetapi juga menjadi penutup dramatis bagi sebuah pageant yang dirundung kontroversi sepanjang musim.
Latar Belakang Fátima Bosch: Dari Kontroversi ke Panggung Dunia
Fátima Bosch, berusia 24 tahun, lahir dan besar di Mexico City, dikenal sebagai model dan aktivis sosial yang vokal. Sebelum terpilih sebagai Miss Mexico 2025, Bosch telah aktif dalam kampanye lingkungan dan kesetaraan gender, yang menjadi salah satu poin kuatnya dalam sesi wawancara final. Namun, perjalanannya menuju mahkota ini tidak mulus.
Dua minggu sebelum final, Bosch menjadi pusat perhatian global setelah konfrontasi viralnya dengan eksekutif Miss Universe, Nawat Itsaragrisil dari Thailand. Insiden tersebut, yang direkam dan menyebar luas di media sosial, melibatkan tuduhan penghinaan terhadap Bosch, yang memicu walkout massal oleh sejumlah kontestan. Kejadian ini bahkan menyebabkan pengunduran diri beberapa juri dan protes dari fans yang menuntut transparansi.
Meski demikian, Bosch bangkit dengan pesan kuat tentang ketahanan. “Saya belajar bahwa kekuatan sejati datang dari menghadapi tantangan, bukan menghindarinya,” ujarnya dalam pidato penerimaan hadiah. Kemenangannya ini menjadikannya Miss Universe keempat dari Meksiko, mengikuti jejak legendaris seperti Ximena Navarrete (2010).
Jalannya Kontes Kecantikan : Drama di Balik Gemerlap Panggung
Miss Universe 2025 digelar di Impact Arena, Nonthaburi, Thailand, pada 20 November 2025 (waktu setempat), dengan tuan rumah Olivia Culpo (Miss Universe 2015) dan Roy Liu. Sebanyak 120 kontestan dari berbagai negara bersaing dalam berbagai ronde, termasuk swimsuit, evening gown, dan sesi Q&A yang menekankan isu sosial seperti perubahan iklim dan kesehatan mental.
Top 12 semifinalis mencakup negara-negara seperti Thailand, Venezuela, India (dengan Manika Vishwakarma), dan tentu saja Meksiko. Vishwakarma dari India, yang mewakili harapan bangsa dengan latar belakang sebagai pengusaha muda, sayangnya tereliminasi di babak awal meski tampil memukau. Saina Nehwal, atlet bulu tangkis India, duduk sebagai juri, menambah nuansa internasional.
Puncaknya terjadi di babak top 5, di mana Bosch bersaing ketat dengan Miss Thailand, Opapattra “Pat” Poonchaichompoo, yang akhirnya menjadi Runner-Up Pertama. Miss Venezuela, Maria Gabriela de la Hoz, meraih posisi Runner-Up Kedua.
Penampilan Bosch di ronde gaun malam dengan desain berkilau bertema Aztec mencuri perhatian, sementara jawabannya tentang “bagaimana wanita bisa memimpin perubahan global” dinilai paling inspiratif oleh para juri, termasuk artis Brasil Romero Britto dan jurnalis Kuba Ismael Cala.
Edisi ini juga inovatif dengan penghargaan Miss Congeniality yang dipilih melalui voting publik via aplikasi Miss Universe, sebuah perubahan dari tradisi voting sesama kontestan. Selain itu, reality show Miss Universe Latina, el reality dari Telemundo memilih delegasi khusus untuk komunitas Latin di AS, menambah keragaman.