JAKARTA – FIFA resmi meluncurkan penyelidikan formal terhadap operasi internal Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) menyusul skorsing tujuh pemain naturalisasi tim nasional atas dugaan penggunaan dokumen palsu. Ketujuh pemain tersebut dilarang bermain selama 12 bulan setelah tampil dalam kemenangan Malaysia 4-0 atas Vietnam pada babak ketiga kualifikasi Piala Asia 2027, Juni lalu.
“Komite Banding (FIFA) menginstruksikan Sekretariat untuk segera mengambil langkah-langkah guna meluncurkan penyelidikan formal terhadap operasi internal FAM,” bunyi pernyataan FIFA, sebagaimana dilansir dari Reuters, Selasa (18/11/2025).
Investigasi ini bertujuan mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas pemalsuan dokumen, menilai efektivitas mekanisme kepatuhan dan tata kelola FAM, serta menentukan apakah diperlukan sanksi tambahan terhadap pejabat asosiasi.
Kasus ini memicu reaksi keras dari publik dan anggota parlemen Malaysia, yang mendesak tindakan terhadap FAM, departemen pendaftaran nasional, dan Kementerian Dalam Negeri. Sebagai langkah awal, FAM telah menskors sekretaris jenderalnya dan membentuk komite independen untuk menyelidiki kasus tersebut.
FIFA juga menjatuhkan denda sebesar 350.000 franc Swiss (sekitar $439.000) kepada FAM dan menolak banding yang diajukan bulan ini.
Proses Naturalisasi Diwarnai Kejanggalan
Laporan FIFA mengungkap bahwa proses naturalisasi tujuh pemain asing—Facundo Garces, Gabriel Arrocha, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel—diawasi langsung oleh FAM. Para pemain mengklaim memiliki garis keturunan Malaysia melalui kakek-nenek mereka, namun FIFA menemukan perbedaan signifikan antara dokumen yang diajukan FAM dan akta kelahiran asli yang berhasil diperoleh.
“Para pemain mengakui dalam sidang tersebut bahwa mereka tidak membaca satu pun dokumen aplikasi yang diajukan kepada pemerintah Malaysia, termasuk bagian yang menyangkut pernyataan bahwa mereka telah tinggal selama 10 tahun di Malaysia,” ungkap FIFA.
Salah satu pemain, Gabriel Arrocha, bahkan menunjukkan kebingungan saat menyebut asal-usul keluarganya. “Kakek saya lahir di Venezuela dan nenek saya di Spanyol… Maksud saya Malaysia, maaf,” katanya dalam sidang.
FIFA juga memerintahkan Sekretariat untuk memberi tahu otoritas kriminal di Brasil, Argentina, Belanda, Spanyol, dan Malaysia agar proses hukum dapat segera dilakukan. “Sangat penting bagi otoritas terkait untuk diberitahu agar penyelidikan dan proses pidana yang tepat dapat dilakukan,” tegas FIFA.