Prinsipal Tim Ferrari, Fred Vasseur, mengakui bahwa timnya melakukan pekerjaan lebih buruk dibanding para rival pada Grand Prix Qatar, yang berkontribusi pada salah satu perolehan poin terendah mereka musim ini.
Ferrari menutup akhir pekan hanya dengan empat poin, setelah kedua pebalap gagal mencetak angka di Sprint dan Charles Leclerc hanya finis di posisi P8 pada balapan utama. Mereka hanya mencatat poin lebih sedikit pada satu kesempatan sebelumnya musim ini—yaitu ketika double DNF di Zandvoort.
Leclerc dan Hamilton Sama-Sama Kesulitan
Leclerc menyebut mobil Ferrari memiliki “nol performa”, setelah sepanjang akhir pekan kesulitan menangani oversteer ekstrem, yang berpuncak pada spin besar di Q3 sehingga ia memulai balapan dari posisi 10.
Di sisi lain garasi, nasib Lewis Hamilton tak lebih baik. Mantan juara dunia itu hanya mampu start dari P18 untuk Sprint maupun Grand Prix, dan akhirnya finis terpaut hampir 16 detik dari Yuki Tsunoda, pebalap terakhir yang meraih poin di sirkuit yang minim peluang menyalip.
Vasseur sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa Ferrari mengalihkan fokus pengembangan mobil ke proyek 2026 sejak April, menghentikan update untuk mobil musim ini. Namun ia menegaskan bahwa masalah di Qatar berasal dari set-up, bukan kurangnya peningkatan komponen.
“Kami Salah Setelan dari Lap Pertama”
“Kami sangat kesulitan dengan setelan mobil dan aturan tekanan ban,” kata Vasseur. “Kami bermasalah dari lap pertama sampai terakhir. Memang sedikit lebih baik hari ini, tapi hanya tipis. Karena set-up ini, kami berada dalam kondisi berat sejak awal.”
Ia juga menyebutkan adanya masalah power steering di awal akhir pekan, yang membatasi kemampuan tim melakukan penyesuaian karena aturan parc fermé.
Menurutnya, jarak performa antar mobil sangat ketat. “Di Q1 atau Q2 saja, selisih antara P5 dan P16 hanya dua persepuluh detik. Jika Anda keluar dari jendela performa, Anda akan kehilangan banyak posisi,” ujarnya.
Vasseur menambahkan bahwa Safety Car di lap 7 adalah skenario terburuk yang sudah dibahas sebelum balapan, karena membuat hampir seluruh tim masuk pit pada saat yang sama.
Ferrari Jauh dari Kecepatan Rival
Strategi pit membuat Hamilton semakin kehilangan waktu akibat antrean double-stack dan lalu lintas padat di pit lane. Namun Vasseur menegaskan bahwa bukan hanya strategi yang menjadi masalah — mobil Ferrari juga jauh lebih lambat dibanding McLaren, Red Bull, dan Mercedes.
Meski Ferrari finis P4 di klasemen konstruktor, posisi terburuk sejak 2020, Vasseur menolak menganggap hasil di Qatar sebagai tanda masalah struktural.
“Kita harus belajar dan memahami apa yang salah akhir pekan ini,” katanya. “Dari analisa awal, persoalannya terkait tekanan ban. Kami melakukan pekerjaan yang lebih buruk dibanding yang lain.”
Vasseur juga memahami kekecewaan kedua pebalapnya.
“Charles mendorong habis-habisan dari lap pertama sampai terakhir, mungkin lebih keras daripada saat ia menang balapan. Saya memahami frustrasi ketika mendorong sekuat itu hanya untuk finis P8 atau P9.”