PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengumumkan pemotongan gaji direksi sebesar 10 persen dalam upaya efisiensi perusahaan, menyusul penurunan pendapatan kuartal III 2025 yang mencapai 10,53 persen. Keputusan ini disampaikan Direktur Utama Glenny H Kairupan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR di Senayan, Jakarta, pada Senin (1/12/2025).
“Saya tawarkan kepada para direksi, ‘bagaimana kalau direksi Garuda secara sukarela, karena pemimpin itu seorang-seorang pemimpin harus berani berkorban. Kalau gaji kita potong 10% apakah setuju?’ Ternyata semuanya setuju,” kata Glenny. Ia menekankan bahwa kepemimpinan harus menunjukkan pengorbanan dalam proses perbaikan organisasi yang dilakukan bersama Danantara.
Kinerja Keuangan Tertekan
Garuda Indonesia Group mencatatkan pendapatan sebesar US$842,16 juta atau sekitar Rp14,03 triliun pada kuartal III 2025, turun 10,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang mencapai US$941,29 juta. Wakil Direktur Utama Thomas Sugiarto Oentoro menjelaskan, penurunan ini disebabkan program pemeliharaan pesawat yang mengurangi kapasitas produksi.
Pendapatan penumpang turun 11,36 persen menjadi US$618,91 juta, sementara pendapatan kargo turun 3,8 persen menjadi US$41,88 juta. Maskapai juga mencatat rugi bersih yang membengkak 39,1 persen secara tahunan menjadi US$182,53 juta atau sekitar Rp3,03 triliun hingga kuartal III 2025.
Langkah Efisiensi Lainnya
Selain pemotongan gaji direksi, Garuda melakukan berbagai langkah penghematan. Maskapai memangkas jumlah pegawai yang ditempatkan di Jepang dari 2-3 orang menjadi hanya satu orang. Thomas mengungkapkan, perusahaan juga menghemat bahan bakar avtur sebanyak 21 juta liter dengan menggunakan satu mesin saat pesawat melakukan taksi.
“Kami di kondisi kritis secara operasional diakibatkan armada kami yang tidak bisa bullish serviceable yang menekan revenue kami,” kata Thomas. Per November 2025, Garuda mengoperasikan 58 pesawat dan Citilink 32 pesawat, meningkat dari 21 pesawat Citilink pada Juli 2025.
Perusahaan telah menerima suntikan modal Rp23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management melalui skema penambahan modal yang terdiri dari setoran tunai Rp17,02 triliun dan konversi utang Rp6,65 triliun. Dana tersebut akan dialokasikan untuk modal kerja dan pemeliharaan armada Garuda sebesar 37 persen, serta mendukung operasional Citilink sebesar 63 persen.