Awal pekan ini, publik dikejutkan dengan pengakuan dari raksasa farmasi AstraZeneca dalam sebuah dokumen pengadilan. Mereka menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping yang cukup langka, yaitu Thrombosis Thrombocytopenia Syndrome (TTS).
TTS adalah kondisi yang mengakibatkan pembekuan darah dan penurunan jumlah trombosit dalam darah. Meskipun kasusnya jarang terjadi, namun efek samping ini dapat menimbulkan gejala serius.
Vaksin AstraZeneca telah digunakan di Indonesia selama pandemi COVID-19 beberapa tahun terakhir. Namun, bagaimana kondisinya di Indonesia? Menanggapi hal ini, Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI), Prof. Hinky Hindra Irawan Satari memberikan penjelasan.
Menurut Hinky, tidak ada laporan mengenai sindrom trombosis dengan trombositopenia atau TTS setelah pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca di Indonesia. Hal ini berdasarkan hasil surveilans aktif dan pasif yang terus dilakukan oleh Komnas KIPI.
“Keamanan dan manfaat vaksin telah melalui serangkaian uji klinis dari tahap awal hingga tahap izin edar, termasuk vaksin COVID-19 yang telah melibatkan jutaan orang. Pemantauan terhadap keamanan vaksin terus dilakukan setelah vaksin beredar,” ungkap Prof. Hinky dalam keterangannya yang dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Sabtu, 4 Mei 2024.
Lebih lanjut, Hinky menjelaskan bahwa sesuai dengan rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Komnas KIPI bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan BPOM melakukan surveilans aktif terhadap berbagai gejala atau penyakit yang diduga memiliki keterkaitan dengan vaksin COVID-19, termasuk TTS. Surveilans ini telah dilakukan di 14 rumah sakit di 7 provinsi selama lebih dari satu tahun.
Meskipun surveilans aktif telah selesai, Komnas KIPI masih terus melakukan surveilans pasif hingga saat ini. Berdasarkan laporan yang diterima, tidak ada kasus TTS yang dilaporkan. Sebagai catatan, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah vaksinasi COVID-19 terbesar di dunia. Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, termasuk 70 juta dosis vaksin AstraZeneca.