JAKARTA – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,0 mengguncang wilayah lepas pantai timur laut Taiwan pada Sabtu (28/12/2025) malam waktu setempat dan terasa kuat hingga ibu kota Taipei.
Otoritas Cuaca Pusat Taiwan melaporkan pusat gempa berada sekitar 32 kilometer dari Kota Yilan dengan kedalaman 73 kilometer dan terjadi pada pukul 23.05 waktu lokal.
Getaran gempa membuat sejumlah bangunan di Taipei berguncang hebat sehingga pemerintah segera mengirimkan peringatan darurat ke ponsel warga.
Media lokal menyebutkan beberapa plafon bangunan runtuh dan rak-rak supermarket roboh akibat guncangan mendadak tersebut.
Sebagai langkah antisipasi, operator kereta dan kereta cepat mengurangi kecepatan layanan demi memastikan keselamatan penumpang.
Tak lama berselang, Pemerintah Kota Taipei memastikan belum ada laporan kerusakan besar yang bersifat darurat.
Pihak berwenang juga menegaskan gempa ini tidak memicu peringatan tsunami karena kekuatannya dinilai belum memenuhi ambang bahaya.
Presiden Taiwan Lai Ching-te mengimbau masyarakat untuk “tetap waspada.”
Ia juga meminta warga saling memeriksa kondisi keluarga serta kerabat dan tetap waspada terhadap potensi gempa susulan.
Guncangan gempa turut berdampak pada sektor industri semikonduktor setelah sejumlah fasilitas milik Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) melakukan evakuasi sementara.
Taiwan memegang peran krusial dalam rantai pasok teknologi global karena menjadi produsen chip tercanggih yang digunakan pada ponsel pintar, kecerdasan buatan, hingga industri otomotif.
Gangguan sekecil apa pun terhadap operasional pabrik chip Taiwan berpotensi memicu efek domino pada rantai pasok dunia dan mendorong kenaikan harga produk teknologi.
Taiwan dikenal sebagai wilayah rawan gempa karena berada di jalur pertemuan lempeng tektonik aktif.
Pada April 2024, gempa berkekuatan magnitudo 7,2 di wilayah timur Taiwan menewaskan sedikitnya 18 orang dan melukai lebih dari 1.000 lainnya.
Sementara itu, gempa besar bermagnitudo 7,3 pada tahun 1999 tercatat menewaskan lebih dari 2.000 orang dan menjadi salah satu bencana terburuk dalam sejarah modern Taiwan.***