ACEH – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Kabupaten Langkat, dan masyarakat mulai menunjukkan hasil signifikan dalam menangani banjir yang melanda Kecamatan Tanjung Pura dan Besitang. Hingga Jumat sore, ketinggian air di permukiman warga berangsur turun drastis dan kini berkisar antara 10 hingga 30 sentimeter.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menegaskan pentingnya koordinasi lintas sektor dalam mempercepat pemulihan pascabencana.
Kolaborasi penanganan banjir difokuskan pada dua langkah utama, yakni perbaikan tanggul jebol dan pengurasan genangan air menggunakan berbagai jenis pompa. BNPB berperan sebagai koordinator dan pendamping, sementara Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Langkat bersama warga bekerja sama menutup tanggul yang rusak.
Untuk mengurangi genangan, rumah pompa milik Pemerintah Kabupaten Langkat terus dioperasikan guna menguras kolam retensi. Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera II juga mengerahkan satu unit pompa portabel. Di sisi lain, warga secara mandiri turut mengoperasikan pompa pribadi. BNPB memperkuat upaya tersebut dengan menyalurkan pompa alkon yang dioperasikan BPBD Langkat, serta memberikan dukungan bahan bakar dan sandbag untuk penguatan tanggul.
Dari sembilan titik tanggul yang jebol, tiga titik telah berhasil ditutup menggunakan tanah dan semen kering, kemudian diperkuat dengan pasak bambu. Genangan air yang sebelumnya membuat akses jalan tidak dapat dilalui kendaraan kini mulai surut. Jika kondisi cuaca tetap mendukung tanpa hujan lebat, air diperkirakan akan surut sepenuhnya dalam dua hari ke depan sehingga warga dapat mulai membersihkan rumah dan kembali beraktivitas.
Banjir terjadi akibat hujan berintensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut hampir selama sepekan. Kondisi ini menyebabkan sungai meluap dan tanggul di Jalan Jurung, Kelurahan Pekan Tanjung Pura, jebol di sejumlah titik. Air setinggi dada orang dewasa merendam dua kecamatan dan memaksa ribuan warga mengungsi.
Pengungsian terpusat di Gedung MTs Negeri 1 Langkat dengan total 27 ruangan. Setiap ruangan menampung sekitar tujuh hingga delapan keluarga atau sekitar 20 orang. Kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi, mulai dari dapur umum Dinas Sosial, pasokan air bersih dari Kementerian PUPR, layanan kesehatan dari puskesmas setempat, hingga kondisi listrik dan telekomunikasi yang tetap berfungsi normal.
Seiring proses pemulihan yang terus berjalan, roda perekonomian di Tanjung Pura mulai bergerak kembali. Rumah Sakit Umum Daerah Langkat melakukan normalisasi pelayanan, sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah berangsur pulih.
Kerja sama yang solid antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci percepatan penanganan banjir di Langkat. Dengan konsistensi dan dukungan berkelanjutan, pemulihan total diharapkan segera tercapai sehingga kehidupan warga dapat kembali normal dan lebih tangguh menghadapi bencana serupa di masa mendatang.