JAKARTA – Kemenko Bidang Perekonomian dan Kementerian Pertahanan (Kemhan) selenggarakan Seminar Nasional di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat.
Seminar ini mengangkat tema Strategi Perlidungan Kawasan Pulau Jawa Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall).
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan pidato pembuka bahwa pembangunan tanggul laut dan tanggul pantai dianggap sangat penting karena Pantai utara (Pantura) mempunyai potensi yang menentukan bagi rakyat Indonesia.
“Pulau Jawa masih menyumbang lebih dari 50 persen PDB kita. Sehingga saya kira semakin penting kita memusatkan perhatian kita kepada kondisi ini. Saya ingin menyampaikan latar belakang bagaimana dirinya merasa terpanggil untuk lebih memusatkan perhatian kepada masalah Giant Sea Wall ini. Sesungguhnya masalah tersebut sudah dibahas berapa belas tahun lalu,” katanya kepada wartawan di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski
Prabowo mengucapkan terimakasih kepada seluruh kementerian-kementerian yang terlibat dalam pembangunan GSW di sepanjang jalur Pantura.
“Terutama pribadi seperti saya sendiri yang tidak terlibat langsung dalam pembahasan dan pengkajian tersebut, seolah-olah masalah GSW ini yang merupakan jawaban terhadap fenomena naiknya permukaan laut. Sehingga terjadinya abrasi, terjadi banyaknya hilang lahan-lahan kita dan terutama kualitas hidup sebagian rakyat kita yang sungguh mengenaskan dan sama sekali tidak manusiawi. Tidak boleh kita menganggap sebagai hal yang lumrah atau hal yang bisa kita toleransi untuk 5-15 tahun ke depan,” terangnya.
Prabowo mengucapkan terima kasih kajian ini jalan terus, tetapi saya sebagai orang yang tidak terlibat langsung .
“Saya juga sebagai unsur pimpinan dalam pemerintah ini. Beberapa kali saya mengunjungi kawasan tersebut, sudah berapa tahun saya sudah pernah kunjungi,” ungkapnya.
Dia mengakui bukan kapasitasnya sebagai Menhan, tapi kapasitas sebagai pemimpin politik. Tiap beberapa tahun saya kampanye, ketika melakukan kampanye saya mengunjungi wilayah-wilayaj tersebut.
Prabowo juga melihat dari mulai 2014 sampai sekarang kalau saya mengunjungi dan melihat banyak masyarakat yang hidup di ruangan tidurnya, dan ruang makannya itu air setinggi lutut.
“Anak-anak mereka hidup di tengah air, tengah lalat, ditengah sampah ini membuat saya bertanya kepada diri saya sendiri sebagai pemimpin politik. Apa yang saya bisa buat untuk segera merubah bukan di kemudian hari,” tutupnya.