SUMSEL – Hakim senior Pengadilan Negeri (PN) Palembang Kelas IA Khusus, Raden Zaenal Arief, ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya pada Rabu (12/11/2025) pukul 07.00 WIB. Penemuan tragis ini mengguncang institusi peradilan, terutama karena almarhum seharusnya memimpin sidang krusial pagi itu.
Petugas keamanan kos di kawasan Dwikora curiga setelah Zaenal yang dikenal disiplin luar biasa—tak kunjung keluar kamar sejak subuh. Pintu akhirnya dibuka paksa bersama penghuni lain, dan hakim senior itu sudah tak bernyawa.
Sebagai hakim senior dengan pengalaman puluhan tahun, Zaenal dijadwalkan memimpin sejumlah perkara penting. Kepergiannya mendadak memaksa penundaan sidang dan meninggalkan kekosongan di bangku persidangan.
“Kami semua kaget. Beliau semestinya sudah berada di ruang sidang pagi ini. Ternyata kami mendapat kabar duka bahwa beliau telah meninggal dunia,” ujar salah satu panitera yang enggan disebut namanya.
Meski belakangan sering mengeluhkan nyeri dada, Zaenal tetap hadir tanpa absen—cerminan dedikasi seorang hakim senior yang menjadi panutan.
“Beliau orang yang sangat disiplin, meski sakit tetap berusaha hadir. Tidak pernah mengeluh di depan orang lain,” tambah seorang pegawai PN Palembang yang cukup dekat dengan Zaenal.
Ketua PN Palembang Kelas IA Khusus, I Nyoman Wiguna, menegaskan peran besar Zaenal sebagai hakim senior teladan. “Kami sangat kehilangan sosok hakim teladan, pribadi hangat, dan panutan bagi banyak hakim muda. Beliau dikenal selalu santun kepada siapa pun dan berintegritas tinggi dalam menjalankan tugas,” ujar Nyoman Wiguna.
Karier Cemerlang Hakim Senior, Dari Juru Bicara hingga Mentor Generasi Muda
Raden Zaenal Arief bukan hakim biasa. Sebagai hakim senior, ia juga menjabat Juru Bicara PN Palembang—posisi strategis yang menjadikannya wajah resmi pengadilan di mata publik dan media Sumatera Selatan.
Ia rutin memimpin apel pagi dan sore, membina staf, dan menekankan integritas dalam setiap kesempatan. “Pak Zaenal itu selalu tersenyum, kalau berbicara selalu menenangkan. Beliau sosok yang kami hormati dan cintai,” ujar salah satu pegawai muda PN Palembang sambil menahan haru.
Jenazah hakim senior ini tengah diproses untuk dimakamkan di Bandung, Jawa Barat, kampung halaman keluarganya. PN Palembang mengurus seluruh administrasi, sementara suasana duka menyelimuti gedung pengadilan sejak pagi—banyak hakim dan staf menangis saat jenazah diangkut ke ambulans.
Zaenal meninggalkan istri dan dua anak. Jenazah direncanakan diberangkatkan Rabu sore setelah urusan kepolisian dan rumah sakit selesai.
Kepergian seorang hakim senior sekaliber Zaenal Arief menjadi duka nasional bagi dunia peradilan. Ia bukan sekadar penegak hukum, tapi juga guru, pembina, dan simbol integritas yang kini hilang dari PN Palembang.




