JAKARTA — Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menyatakan bahwa stabilnya harga pangan menjadi salah satu faktor utama dalam pemulihan ekonomi setelah Idulfitri.
Menurut Fakhrul, tanda-tanda perbaikan ekonomi mulai terlihat, salah satunya dari meningkatnya aktivitas masyarakat di berbagai pusat hiburan, seperti Taman Margasatwa Ragunan, Kepulauan Seribu, dan berbagai tempat lain di Indonesia.
“Ini adalah tanda-tanda positif bagi Indonesia. Dengan kenaikan UMR 6,5% di awal tahun, serta kenaikan gaji guru dan harga pangan yang terkendali,” jelasnya dalam keterangannya, Rabu (2/4).
Di sejumlah daerah, harga bahan pokok masih terpantau stabil pada hari ketiga Lebaran 2025.
Di Kabupaten Bojonegoro, misalnya, berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) per 2 April 2025 pukul 07.31 WIB, harga beras premium bertahan di Rp 15.000/kg, gula kristal putih Rp 17.250/kg, dan minyak goreng kemasan premium 1 liter tetap di Rp 21.000.
Sementara itu, harga cabai merah keriting berada di angka Rp 50.000/kg, cabai merah besar Rp 45.000/kg, dan cabai rawit merah tetap di Rp 95.000/kg.
Di tengah fenomena eggflation yang melanda berbagai negara, Indonesia tetap menjaga stabilitas harga telur dengan produksi yang melimpah.
Per Maret 2025, harga telur ayam ras nasional berada di kisaran Rp 29.475 per kilogram, lebih rendah dibandingkan negara seperti Swiss, Selandia Baru, dan Amerika Serikat yang mengalami lonjakan harga akibat krisis pasokan dan wabah flu burung.




