JAKARTA – Pemerintah resmi menurunkan harga pupuk bersubsidi hingga 20 persen mulai hari ini, sebagai bagian dari revitalisasi sektor pertanian atas perintah Presiden Prabowo Subianto. Pengumuman ini disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam pidato resmi yang menandai tonggak sejarah di tahun kedua pemerintahan Prabowo-Gibran.
Pupuk Urea kini dibanderol Rp1.800 per kg dari sebelumnya Rp2.250 per kg, sementara Pupuk NPK turun menjadi Rp1.840 per kg dari Rp2.300 per kg. Penurunan ini dilakukan tanpa menambah beban APBN, melainkan melalui efisiensi pengelolaan anggaran.
“Ini adalah hasil efisiensi, efektivitas, dan produktivitas dari pengelolaan anggaran. Tidak menambah anggaran APBN, tetapi mampu menurunkan harga sebesar 20 persen,” kata Mentan Amran, menekankan bahwa penurunan ini belum pernah terjadi sepanjang sejarah.
Pemerintah juga mencabut 2.039 izin kios pengecer yang kedapatan menaikkan harga, serta menyerahkan 5 perusahaan pupuk palsu ke penegak hukum. Stok pupuk nasional saat ini mencapai 9,55 juta ton, cukup untuk mengatasi kelangkaan di separuh wilayah Indonesia.
Langkah ini mendukung capaian satu tahun pemerintahan, termasuk produksi beras sebesar 33,19 juta ton (naik dari 30 juta ton tahun lalu), serta ekspor pertanian yang melonjak 42,19 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) juga mencatat rekor tertinggi di angka 124,36.




