BRUSSEL – Kesepakatan dagang antara Indonesia-Uni Eropa atau I-EU CEPA akan segera ditandatangani pada bulan September mendatang, membuka peluang peningkatan nilai ekspor dan investasi hingga dua kali lipat.
Menteri Investasi dan Kepala BKPM Rosan Roeslani memastikan bahwa proses ratifikasi akan dipercepat menyusul tuntasnya perundingan yang telah berlangsung selama satu dekade.
Dalam keterangannya di Jakarta, Rosan menyebut bahwa penerapan I-EU CEPA berpotensi melipatgandakan nilai perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa dari 30 miliar dolar AS menjadi 60 miliar dolar AS.
“Rencananya tentu ini bisa segera ditandatangani dalam waktu bulan September. Kemudian diratifikasi paling lama ya secepat, sesegera mungkin,” ujar Rosan.
Kesepakatan ini dianggap sebagai langkah strategis karena menyatukan potensi pasar dari dua kawasan dengan total populasi lebih dari 700 juta jiwa.
Rosan menilai, kolaborasi ekonomi ini mencerminkan kepercayaan Eropa terhadap prospek jangka panjang Indonesia.
“Ini sesuatu hal yang sangat-sangat positif, karena kita dengar bersama baik trade for investment dengan negara-negara Eropa itu sangat-sangat signifikan,” tambahnya.
Perjalanan Panjang I-EU CEPA Akhirnya Rampung
Perjanjian I-EU CEPA menjadi momen bersejarah setelah negosiasi intensif selama 10 tahun antara Indonesia dan Uni Eropa.
Dalam pertemuan resmi di markas Komisi Eropa, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan bahwa pembahasan kerja sama ekonomi komprehensif telah sepenuhnya disepakati.
“Hari ini kami berhasil membuat terobosan, setelah berunding selama 10 tahun, kami merampungkan perjanjian ekonomi komprehensif (CEPA), yang pada intinya merupakan perjanjian pasar bebas.”
“Kami telah menyepakati banyak, banyak perjanjian, yang pada intinya kami akan saling mengakomodasi kepentingan ekonomi satu sama lain, dan kami menemukan kepentingan-kepentingan itu saling menguntungkan satu sama lain,” kata Presiden Prabowo.
Keberhasilan ini diumumkan setelah pertemuan bilateral Presiden Prabowo dengan Ursula von der Leyen serta Presiden Dewan Eropa António Costa.
Setelah itu, Rosan turut mendampingi kunjungan lanjutan Presiden Prabowo ke Paris untuk menghadiri forum bisnis bersama pelaku usaha dari Prancis dan Inggris yang difasilitasi Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie.
Ekspor Capai 17,5 Miliar Dolar AS
Berdasarkan data perdagangan 2024, nilai ekspor Indonesia ke pasar Eropa telah mencapai 17,5 miliar dolar AS dari total perdagangan bilateral sebesar 30,1 miliar dolar AS.
Implementasi I-EU CEPA diperkirakan tidak hanya akan mendorong ekspor komoditas unggulan seperti tekstil, produk kelapa sawit, dan perikanan, tapi juga memperkuat investasi lintas sektor strategis.
I-EU CEPA menjadi satu dari sedikit perjanjian perdagangan besar yang dirancang dengan prinsip keberlanjutan, tanggung jawab sosial, dan pembukaan akses pasar secara adil.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menyelaraskan perjanjian ini dengan agenda hilirisasi nasional dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.***




