JAKARTA – Indonesia dan China, dua kekuatan ekonomi anggota BRICS, resmi memulai uji coba sistem pembayaran lintas batas berbasis QR Code, sebuah terobosan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat (AS).
Inisiatif ini, yang melibatkan Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral China, menandai langkah konkret menuju dedolarisasi, sejalan dengan agenda BRICS untuk memperkuat transaksi menggunakan mata uang lokal.
Uji coba sistem pembayaran QR Code Indonesia Standard (QRIS) ini memungkinkan transaksi cepat dan efisien antarnegara tanpa perlu konversi ke dolar AS.
Sistem ini dirancang untuk mempermudah perdagangan dan pariwisata, khususnya bagi pelaku usaha dan wisatawan dari kedua negara.
“Kami berharap langkah ini dapat mempercepat transaksi lintas batas yang lebih hemat biaya,” ujar pejabat BI, seperti dikutip dari laman resmi bank sentral.
Menurut data BI, volume perdagangan bilateral Indonesia-China terus meningkat, mencapai lebih dari USD 100 miliar pada 2024.
Dengan QRIS, pelaku bisnis kecil hingga menengah di kedua negara dapat bertransaksi langsung menggunakan rupiah dan yuan, mengurangi biaya konversi dan risiko fluktuasi nilai tukar dolar.
Inisiatif ini juga mendukung pariwisata, memungkinkan wisatawan China di Indonesia atau sebaliknya membayar dengan memindai kode QR melalui aplikasi dompet digital masing-masing negara.
Langkah ini sejalan dengan visi BRICS untuk mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan global.
Sejak 2022, aliansi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan ini gencar mempromosikan penggunaan mata uang lokal.
“Sistem pembayaran berbasis QR ini adalah wujud nyata dedolarisasi yang hemat biaya dan mendukung kedaulatan ekonomi,” kata seorang analis ekonomi dari Universitas Indonesia, Dr. Budi Santoso.
Uji coba ini juga mendapat sambutan positif dari pelaku usaha. “Transaksi langsung dengan yuan atau rupiah akan memangkas biaya operasional kami,” ungkap Li Wei, seorang eksportir tekstil asal China yang kerap berbisnis dengan mitra di Indonesia.
Sementara itu, pelaku UMKM lokal, seperti Rina Sari, pemilik usaha kuliner di Bali, menyambut baik kemudahan pembayaran bagi turis China.
“Cukup scan QR, pembayaran langsung masuk, tanpa ribet,” ujarnya.
Meski begitu, tantangan masih ada. Infrastruktur teknologi dan harmonisasi regulasi antarnegara menjadi kunci keberhasilan sistem ini. BI menyatakan akan terus memantau uji coba ini hingga akhir 2025, dengan rencana ekspansi ke negara BRICS lain jika berhasil.
“Kami optimistis sistem ini akan memperkuat kerja sama ekonomi dan menekan ketergantungan pada dolar,” tambah pejabat BI.
Inisiatif ini juga mencerminkan dinamika geopolitik yang kian kompleks. Dengan ancaman tarif 150% dari AS terhadap negara BRICS yang mendorong dedolarisasi, langkah Indonesia dan China ini menunjukkan komitmen untuk mempertahankan kedaulatan ekonomi.
BRICS, dedolarisasi, QRIS, pembayaran lintas batas, Indonesia-China, mata uang lokal, dolar AS, ekonomi global.