JAKARTA – Kerja sama pupuk Indonesia-Yordania kembali ditingkatkan seiring langkah pemerintah memperluas investasi strategis di sektor bahan baku industri pupuk sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.
Hal tersebut seperti disampaikan Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani, setelah mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam agenda kenegaraan bersama Raja Abdullah II di Jakarta.
Rosan menegaskan bahwa pembahasan pupuk tetap menjadi prioritas karena kerja sama Indonesia–Yordania di sektor fosfat terbukti memberikan hasil positif bagi industri dan keberlanjutan pasokan nasional.
Kesepakatan penguatan kerja sama pupuk Indonesia–Yordania ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan bilateral Raja Abdullah II ibn Al Hussein yang secara khusus membahas peningkatan hubungan ekonomi kedua negara.
Rosan menjelaskan bahwa pemanfaatan fosfat sebagai bahan baku utama pupuk menjadi ruang kolaborasi yang terus diperluas karena struktur investasi yang telah berjalan menunjukkan keuntungan signifikan.
“Yang di fosfat sekarang kan kurang lebih USD250 juta dan berjalan dengan baik, Itu juga memberikan keuntungan kurang lebih USD20 juta untuk kita, dan kita ingin itu diekspansi lebih besar lagi,” kata Rosan, Sabtu (15/11/2025).
Selain sektor investasi, Kementerian Pertanian juga telah membuka ruang kerja sama teknologi pupuk modern dan inovasi pertanian untuk memperkuat produktivitas lahan sekaligus mengoptimalkan rantai pasok nasional.
Pemerintah memandang Yordania sebagai mitra penting karena negara tersebut merupakan salah satu produsen bahan baku pupuk terbesar di dunia yang konsisten memasok kebutuhan industri global.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menilai bahwa kolaborasi Indonesia–Yordania di sektor pupuk memberi nilai tambah besar bagi efisiensi biaya produksi dalam jangka panjang.
“Kami yakin kalau kita bangun pabrik bersama, itu pasti harganya (pupuk), jauh di bawah, Karena kita butuh yang sangat besar, kemudian dia punya bahan baku,” ujar Mentan Amran.***




